Potensi Biogas Dorong Percepatan Transisi Energi

Luky Maulana
Oleh Luky Maulana - Tim Publikasi Katadata
28 Desember 2023, 14:58
Pertamina Mengelola PLTBg Sei Mangkei yang berlokasi di Simalungun Utara, dan menyuplai biogas untuk listrik di KEK Sei Mangkei. (Dok. Pertamina NRE)
Pertamina NRE
Pertamina Mengelola PLTBg Sei Mangkei yang berlokasi di Simalungun Utara, dan menyuplai biogas untuk listrik di KEK Sei Mangkei. (Dok. Pertamina NRE)

Perkara perubahan iklim yang kian mengkhawatirkan mendesak Indonesia untuk lebih serius mempercepat transisi energi. Terlebih, negara ini memiliki sumber daya energi baru terbarukan (EBT) yang melimpah, mulai dari tenaga surya hingga hidro. 

Di antara berbagai pilihan sumber energi hijau, bioenergi dapat dikatakan menjadi salah satu yang belum tergarap secara optimal. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, pemanfaatan bioenergi pada 2022 baru mencapai 3.086 MW. Padahal, potensinya mencapai 57 GW. 

Bioenergi sendiri merupakan sumber energi hijau dengan beragam jenis, seperti biomassa, biofuel, dan biogas. Adapun beberapa komoditas yang dapat diolah menjadi bioenergi menurut Kementerian ESDM adalah limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME), limbah cair pabrik tapioka, dan sampah kota.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa berpendapat, potensi bioenergi terbesar terutama datang dari dari limbah pertanian khususnya POME. Sebab, Indonesia tercatat sebagai negara penghasil CPO terbesar.

Sebagai gambaran, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi CPO pada 2022 mencapai 46,82 juta ton, atau meningkat 3,77 persen dari 45,12 juta ton pada tahun sebelumnya. 

“CPO menjadi sumber energi yang paling reliable karena memang Indonesia salah satu produsen terbesar,” katanya kepada Katadata Green, Selasa (18/12). 

Menurut Fabby,  kelapa sawit dapat diandalkan pula karena produksinya yang relatif berjalan sepanjang tahun. Dengan begitu, tidak akan ada kekhawatiran mengenai keandalan pasokan jika komoditas itu diolah menjadi biogas. “Volume (produksinya besar), dan panennya bertahap, limbahnya selalu ada overtime,” tambahnya.

Fabby menambahkan, komoditas lain seperti limbah padat kota (municipal solid waste) berpotensi menjadi sumber bioenergi. “Semua yang kalau dibiarkan membusuk bisa menghasilkan gas metana bisa menjadi biogas,” tambahnya. 

Walau begitu, Fabby mengakui pemanfaatan biogas sebagai salah satu bagian bioenergi di Indonesia masih minim. Dia berpendapat, salah satu faktor penyebabnya adalah soal keberlanjutan pasokan bahan baku biogas yang tergantung dari musim panen ataupun produksi. Jika produksi komoditas pertanian itu terganggu, maka pasokan bahan baku untuk sumber energi hijau itu bisa terhambat.  

Selain itu, pengembangan biogas sebagai sumber listrik juga masih minim karena sangat bergantung pada ekosistem sekitarnya. Misalnya saja, pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) hanya dapat menyediakan listrik untuk kawasan pembangkit listrik itu berada.

“Pemanfaatannya itu hanya on-site di lokasi di mana terdapat biogas,” kata Fabby. 

Faktor lain yang ditengarai menghambat pengembangan pembangkit bioenergi yakni biaya investasinya yang lebih mahal, terlebih jika ada opsi penyediaan listrik dari jaringan PLN. “Kalau secara ekonomi ada jaringan listrik PLN, mungkin lebih murah beli listrik dari PLN daripada investasi ke limbah itu. Misalnya pemanfaatan POME tadi bisa saja harga listriknya lebih mahal karena kapasitasnya lebih kecil. Sehingga lebih murah untuk beli listrik dari PLN apalagi kalau dekat dengan grid-nya,” katanya. 

Percepat Transisi Energi

Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) adalah salah satu perusahaan yang memanfaatkan potensi biogas untuk pembangkit listrik. BUMN energi itu sejak 2020 mengoperasikan PLTBg Sei Mangkei —yang berkapasitas 2,4 MW—di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara. 

PLTBg Sei Mangkei memanfaatkan POME sebagai bahan bakar pembangkit dengan kapasitas penyerapan rata-rata mencapai 212.239 m3 per tahun. Dengan begitu, PLTBg tersebut sejak beroperasi mampu menurunkan emisi karbon sekitar 240 ribu t-Co2-e. 

“Penurunan emisi merupakan salah satu kontribusi positif Pertamina NRE untuk program dekarbonisasi,” kata CEO Pertamina NRE, Dannif Danusaputro, dalam keterangan tertulis kepada Katadata Green. Dia menyatakan pengurangan emisi berasal dari pembangkitan produksi listrik, dan pemanfaatan Metan (CH4) menjadi listrik.

PLTBg SEI Mangkei memiliki peran penting karena menyuplai listrik ramah lingkungan, serta meningkatkan bauran energi bersih untuk kawasan. Di samping itu, pembangkit ini ikut mendorong penciptaan lapangan kerja di wilayah Sei Mangkei. 

Bahkan, PLTBg Sei Mangkei menjadi rujukan tempat pembelajaran dan innovation center dalam urusan teknologi biogas. “PLTBg Sei Mangkei didesain menggunakan rancangan yang telah melalui berbagai tahapan untuk memastikan kemudahan operasi dan menggunakan teknologi yang terkini,” katanya. 

Pada praktiknya, pengoperasian PLTBg SEI Mangkei bergantung pada pasokan bahan baku POME. Hal itu akan menjadi tantangan terlebih di musim panen kelapa sawit yang rendah. 

Meski demikian, Pertamina NRE melakukan mitigasi dengan menyesuaikan kegiatan pemeliharaan (outage) dengan ketersediaan POME, serta berkoordinasi secara rutin bersama pihak kawasan. Di saat bersamaan, perusahaan memastikan keandalan peralatan di PLTBg demi mencegah forced outage, termasuk melaksanakan program pemeliharaan berbasis Reliability Centered Maintenance (RCM). 

Dannif optimistis bahwa PLTBg Sei Mangkei dapat mempercepat pengembangan EBT di Indonesia. Dia menyampaikan Pertamina NRE akan terus mengembangkan serta menjajaki potensi bioenergi dengan memetakan suplai hingga permintaan (offtaker). 

Pertamina NRE saat ini uga aktif mengembangkan teknologi terkait bioenergi, di antaranya biomethane, liquified biomethane, dan green hydrogen. Upaya tersebut demi memperluas pangsa pasar pemanfaatan biogas di Indonesia.“Pertamina NRE juga bekerjasama dengan berbagai strategic partner untuk bersama-sama membangun industri biogas di Indonesia,” katanya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...