Usai Jokowi Pidato Kenegaraan, IHSG Anjlok 1,02% pada Sesi I

Lavinda
Oleh Lavinda
16 Agustus 2021, 12:47
IHSG, Indeks Saham, Bursa Efek Indonesia, BEI
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,02% atau 62 poin ke level 6.076 pada penutupan perdagangan sesi I Senin (16/8) hari ini, dari level penutupan akhir pekan lalu 6.139.

Padahal, pada pembukaan perdagangan pagi tadi, indeks saham sempat naik ke level 6.144, sebelum akhirnya terjerembab ke level rendah dengan rentang pergerakan 6.057-6.147.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), volume saham yang ditransaksikan pada hari ini tercatat sebesar 13,82 miliar saham, dengan nilai transaksi Rp 6,98 triliun dan frekuensi 846.642 kali. Sebanyak 136 saham bergerak naik, 348 saham turun, dan 148 saham tidak bergerak.

Analis PT Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan IHSG sesi I mengatakan investor masih memiliki kekhawatiran terkait pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pelaku saham juga menunggu dan melihat perkembangan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakt (PPKM) yang berakhir hari ini.

Sementara itu, pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar bergerak variatif. Di sisi lain, pelaku saham melakukan aksi ambil untung pada saham-saham perusahaan teknologi dan bank digital. Hal ini juga dianggap menjadi penyebab penurunan IHSG pada siang hari.

"IHSG sesi I rata-rata pemberatnya akibat aksi profit taking di saham-saham emiten teknologi dan bank digital," ujar Hendriko kepada Katadata.co.id, Senin (16/8).

Penurunan IHSG ini bersamaan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo yang mematok target pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2022 sebesar 5% - 5,5%. Menurut Kepala Negara, Pandemi Covid-19 yang diperkirakan belum hilang menjadi tantangan bagi perekonomian tahun depan.

"Kita akan berusaha maksimal mencapai target pertumbuhan di batas atas, yaitu 5,5%," ujar Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD RI, Senin (16/8).

Meski demikian, Jokowi mengingatkan pemerintah harus tetap waspada, karena perkembangan Covid-19 masih sangat dinamis. Pemerintah akan menggunakan seluruh sumber daya, analisis ilmiah, dan pandangan ahli untuk terus mengendalikan Pandemi Covid-19.

"Dengan demikian, pemulihan ekonomi dan kesejahteraan sosial dapat dijaga serta terus dipercepat dan diperkuat," katanya.

Jokowi mengatakan, target pertumbuhan ekonomi ini menggambarkan proyeksi pemulihan yang cukup kuat, didukung oleh pertumbuhan investasi dan ekspor sebagai dampak pelaksanaan reformasi struktural.

Namun, menurut dia, kewaspadaan tetap diperlukan mengingat ketidakpastian global dan domestik dapat menyumbang risiko bagi pertumbuhan ekonomi ke depan. Pemerintah akan menjaga inflasi dan rupiah pada tahun depan untuk mendukung daya beli masyarakat. Inflasi tahun depan dipatok 3%, sedangkan kurs Rp 14.350 per dolar AS.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...