Persaingan Makin Ketat, Emiten Properti Terjun ke Bisnis Pusat Data
Sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor properti dan pengembang mulai menggeser strategi ke bisnis pusat data (data center). Emiten-emiten ini tergiur menjajaki bisnis baru ini di tengah pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat melakukan transformasi digital.
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) berencana untuk membangun pusat data di kawasan Jabodetabek, lalu secara bertahap mengembangkan sayapnya ke kota-kota besar lainnya. Saat ini, Ciputra sedang melakukan pembicaraan dengan sejumlah investor untuk membangun pusat data.
Direktur Utama Ciputra Development Candra Ciputra mengatakan, rencana terjun ke bisnis pusat data sudah ada sejak sebelum Covid-19 menjadi pandemi. Perkembangan bisnis pusat data lari kencang setelah adanya pandemi Covid-19.
"Sebenarnya tren pembangunan data center sudah berlangsung sebelum terjadinya pandemi. Tapi dengan adanya pandemi, jelas mempercepat," kata Candra dalam paparan publik secara virtual, Jumat (10/9).
Menurut dia, ujung tombak pembangunan pusat data adalah lokasi. Dengan demikian, Ciputra percaya diri bisa membangun pusat-pusat data di pusat dan pinggiran kota karena memiliki lahan di lokasi-lokasi strategis.
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga melirik bisnis pusat data. Saat ini, perusahaan properti milik Grup Sinarmas tersebut tengah melakukan pembicaraan dengan sejumlah investor strategis untuk berinvestasi dan membangun data center di lahan milik BSD.
"Sejauh ini kami memang sudah ada pembicaraan-pembicaraan dengan beberapa partner strategis untuk bersama-sama berinvestasi dalam data center," kata Direktur Utama BSD FX Ridwan Darmali dalam paparan publik, Selasa (7/9).
Ridwan menyampaikan bisnis pusat data adalah salah satu komponen dari seluruh tatanan digital platform yang penting. Oleh karena itu, BSD juga tertarik untuk berinvestasi dalam ini sehingga saat ini tengah mencari investor potensial karena membutuhkan investasi dengan nilai cukup besar dan pengoperasian yang khusus.
Pada kesempatan yang sama Sekretaris Perusahaan sekaligus Kepala Hubungan Investor Christy Grassela mengatakan bisnis pusat data memang sedang menjadi tren saat ini. Sebagai pengembang, BSD masuk ke bisnis tersebut sebagai penyedia lahan karena butuh lahan yang mumpuni.
Untuk urusan lahan, BSD saat ini memiliki bank tanah (land bank) mencapai 4.300 hektare, di mana sekitar 2.300 hektare terletak di BSD City. "Untuk tanah, lahan, sudah kami siapkan area-area landbank BSDE, sudah lebih dari cukup," kata Christy.
Ia mengatakan semua calon investor strategis masih dalam kajian dan dalam proses peninjauan. "Akan segera kami update kepada publik jika sudah ada titik terang dan ada konfirmasi secara final," kata Christy.
Emiten properti lainnya, PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) menyambut era booming bisnis digital dengan masuk ke bisnis pusat data juga. Presiden Direktur Repower Asia Aulia Firdaus mengatakan, perusahaan mengkonversi aset gedung perkantoran yang dimilikinya di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Aulia mengatakan, saat ini Repower Asia sedang melakukan pembicaraan dengan beberapa mitra strategis untuk pengembangan di Cikarang dan Tangerang terkait dengan bisnis data center ini. “Kami tengah melakukan pembicaraan serius dan melakukan feasibility study terkait bisnis data center ini,” ujar Aulia melalui siaran pers, Selasa (14/9).
Berdasarkan laporan Jones Lang LaSalle berjudul Data Centre in Indonesia Unveiling The Potential to Become The next Digital Hub, sektor pusat data akan terus tumbuh dan berkembang pesat didorong oleh pertumbuhan generasi muda dan kelas menengah baru serta kebangkitan ekonomi digital.
Aulia mengatakan, berdasarkan data Structure Research, proyeksi pertumbuhan pusat di Indonesia pada periode 2020-2025 akan mencapai 23,5% per tahun. Pada 2025, market size-nya diperkirakan akan mencapai US$ 618,6 juta. Dengan masuk ke bisnis data center ini diyakini akan semakin memperkuat sisi pendapatan berkelanjutan Repower Asia ke depan.
"Pusat data ini merupakan tahap awal dari pengembangan bisnis properti digital yang direncanakan Repower Asia ke depan," ujar Aulia.
Masuknya perusahaan properti ke bisnis pusat data ini, menantang perusahaan lain di sektor digital seperti PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dan PT Indointernet Tbk (EDGE). Mengikuti dua perusahaan tersebut, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) juga ikut masuk ke bisnis ini. Grup Lippo tidak mau ketinggalan, melalui PT Multipolar Technology Tbk (MLPT).