Contoh Ceramah tentang Perempuan dalam Agama Islam
Perempuan adalah salah satu jenis manusia yang dibahas dalam agama Islam. Oleh sebab itu, ceramah tentang perempuan pun menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan.
Perempuan disinggung langsung dalam Surat An Nisa yang artinya perempuan.
Peran perempuan dalam perkembangan dakwah Islam juga turut penting sama halnya dengan laki-laki. Banyak tokoh perempuan dalam Islam yang dapat menjadi inspirasi.
Berkenaan dengan hal tersebut, menarik membahas ceramah tentang perempuan. Simak ulasan berikut ini untuk memahaminya.
Contoh Ceramah tentang Perempuan
“Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Hadirin sekalian yang dimuliakan Allah SWT. Alhamdulillah kita dapat berkumpul pada malam hari ini untuk melaksanakan sholat Isya berjamaah dan sholat tarawih serta witir berjamaah. Semoga Allah SWT senantiasa memberi kesehatan sehingga kita dapat bertemu lagi di lain waktu.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan ceramah tentang perempuan. Meskipun pengetahuan saya sedikit, tetapi semoga dapat membuat hadirin memahami dan memaknainya.
Perempuan dalam agama Islam sangat dihargai dan dihormati. Islam menghormati perempuan juga sama seperti menghormati laki-laki terkait dengan kesempatan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yakni sebagai berikut:
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ
Artinya: "Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain." (QS. Ali Imran: 195)
Namun ada catatan tertentu dalam sosok perempuan. salah satu contohnya yakni ketika seorang sahabat bertanya siapa manusia yang berhak dihormati. Berikut hadis yang memuat hal tersebut:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ فَقَالَ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَةٍ قَالَ أُمُّكَ قاَلَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوْكَ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)
Artinya: "Seorang sahabat datang kepada Nabi SAW. Kemudian bertanya: "Siapakah manusia yang paling berhak untuk dihormati?", Nabi menjawab:"Ibumu", kemudian siapa Wahai Nabi?, "Ibumu" jawab Nabi lagi, "kemudian siapa lagi Wahai Nabi?:" Ibumu" kemudian siapa Wahai Nabi? "bapakmu", jawab Nabi kemudian." (HR. Bukhari Muslim)
Allah SWT juga memerintahkan manusia bersikap baik dengan perempuan. Berikut hadist yang memuat hal tersebut:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِلنِّسَاءِ (رواه الحكيم عن ابن عباس)
Artinya: Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada perempuan. (HR Hakim dari Ibnu Abbas, kitab Al-Jami’us Shaghir, hadits nomor 4101).
Sebelumnya, perempuan dianggap kurang bernilai. Bahkan wanita pada zaman Arab Jahiliyah dianggap sebagai alat saja. Kehidupan ini dianggap sebagai kehidupan kehinaan dan kerendahan. Pada masa itu, bayi wanita yang lahir dikubur hidup-hidup di bawah tanah. Jika dibiarkan hidup, mereka dianggap tidak memiliki kemuliaan. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT yang menggambarkan masa itu:
وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ
Artinya, “Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, ‘Karena dosa apa dia dibunuh?’” (QS. At-Takwir [81]: 8-9)
Namun setelah adanya Islam, wanita diangkat derajatnya. Wanita diberikan kebebasan, kemuliaan, dan setara dengan laki-laki dalam hak dan kewajiban. Berikut ini penjelasan Syekh Muhammad Mutawali asy-Syarawi:
اِنَّ الاِسْلَامَ حِيْنَ جَاءَ اِلَى الْعَالَمِ رَفَعَ مَكَانَةَ الْمَرْأَةِ وَأَعْطَاهَا حُرِّيَتَهَا وَكَرَامَتَهَا وَشَخْصِيَتَهَا وَسَاوَى بَيْنَهَا وَبَيْنَ الرَّجُلِ فِي الْحُقُوْقِ وَالْوَاجِبَاتِ.
Artinya, “Sungguh ketika Islam datang ke bumi, ia mengangkat derajat wanita, memberikan kebebasannya, kemuliaannya, kepribadian, serta menyamaratakannya dengan laki-laki dalam hak-hak dan kewajiban.” (Syekh Sya’rawi, Fiqhu al-Mar’ah al-Muslimah, 2019, halaman 9).
Kesetaraan itu tercermin dalam janji Allah SWT untuk memberikan kehidupan yang baik dan pahala yang baik atas tindakannya. Berikut firman Allah SWT yang memuat hal tersebut:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Artinya, “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Nahl [16]: 97)
Kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada perempuan juga berupa warisan. Wanita bukanlah warisan yang jika suaminya mati maka dapat diwariskan pula kepemilikannya. Allah SWT juga melarang manusia mengambil apa yang diberikan ahli waris kepada wanita. Tak hanya itu, Allah SWT juga memerintahkan untuk bergaul dengan cara yang baik terhadap wanita. Berikut firman Allah SWT yang memuat ketentuan itu:
يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهاً وَلا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Artinya, “Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang baik.” (QS An-Nisa [4]: 19)
Sekian ceramah tentang perempuan yang dapat saya sampaikan. Semoga dengan sedikit ilmu di atas dapat menyadarkan kita semua tentang hakikat perempuan dalam Islam.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Itulah salah satu contoh ceramah tentang perempuan yang menarik dijadikan inspirasi.