Jenis-jenis Inflasi dan Cara Penanganannya
Inflasi merupakan istilah yang memiliki kaitan dengan ekonomi. Beberapa ahli ekonom juga menganggap inflasi sebagai ‘penyakit’ yang bisa melanda perekonomian suatu negara.
Hal tersebut lantara penyebab inflasi yang mencakup berbagai aspek ekonomi. Tak sampai di situ, inflasi juga memberikan pengaruh dan dampak yang tingkatnya tergantung pada persentase inflasi itu sendiri.
Perlu diketahui juga bahwa inflasi tidak terjadi begitu saja. Tingkat inflasi akan diakumulasikan dalam periode satu tahun.
Inflasi juga terbagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan indikator tertentu. Untuk lebih jelasnya. Simak tulisan berikut ini.
Pengertian Inflasi
International Monetary Fund (IMF), yaitu organisasi PBB yang bergerak di bidang ekonomi juga mengajukan pendapatnya. Inflasi diartikan sebagai tingkat kenaikan harga selama periode waktu tertentu. Inflasi biasanya terjadi dalam cakupan yang luas, misalnya kenaikan harga secara keseluruhan yang dapat menyebabkan kenaikan biaya hidup di suatu negara.
Putong (2013) mendefinisikan, inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi secara umum yang disebabkan oleh tidak sinkronnya antara program sistem pengadaan komoditi (produksi, penentuan harga, pencetakan uang dan lain sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat.
Sementara itu, Gilarso (2013) menerangkan bahwa inflasi adalah kenaikan harga umum, yang bersumber pada terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus barang.
Jenis-jenis Inflasi
1. Berdasarkan Sumber
Berikut ini adalah jenis-jenis inflasi yang diterangkan oleh Sukirno (2015):
a. Inflasi tarikan permintaan
Inflasi terjadi biasanya pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Selain itu, kesempatan kerja yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan yang tinggi dan menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan produksi. Singkatnya, tingkat permintaan akan lebih tinggi dibanding penawaran. Maka dari itu, akan terjadi kenaikan harga.
b. Inflasi desakan biaya
Inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan upah. Biasanya inflasi jenis ini ketika perekonomian berkembang dengan pesat dan seiring menurunnya tingkat pengangguran.
c. Inflasi impor
Inflasi impor adalah kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri. Inflasi ini akan terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran-pengeluaran perusahaan.
2. Berdasarkan Tingkatannya
a. Inflasi ringan, berada di tingkat 10% dalam periode satu tahun
b. Inflasi sedang, berada di tingkat 10-30% dalam periode satu tahun
c. Inflasi berat, berada di tingkat 30-100% dalam periode satu tahun
d. Hiperinflasi (inflasi tak terkendali), akan terjadi inflasi lebih dari 100% dalam periode satu tahun.
3. Berdasarkan Penyebab
a. Demand inflation
Inflasi ini disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Peningkatan tersebut biasanya dipicu oleh pengeluaran pemerintah yang dibiayai oleh pencetakan uang, naiknya permintaan ekspor, serta naiknya pengeluaran investasi swasta akibat rendahnya tingkat kredit.
b. Cost inflation
Jenis inflasi ini disebabkan oleh naiknya biaya produksi. Misalnya seperti meningkatnya biaya pengolahan bahan bakar dan menyebabkan harga BBM (bahan bakar minyak) yang turut melonjak.
4. Berdasarkan Tempat Asalnya
a. Domestic inflation
Inflasi ini terjadi dan disebabkan oleh dalam negeri. Biasanya terjadi karena defisit pada anggaran belanja pemerintah. Lalu, hal tersebut akan berusaha diatasi dengan mencetak uang baru dan akan menyebabkan harga bahan dasar yang semakin mahal.
b. Imported inflation
Inflasi ini terjadi dari luar negeri yang mengakibatkan naiknya harga barang impor. Biasanya terjadi karena tingginya biaya produksi barang di luar negeri atau kenaikan tarif impor barang.
Cara Menangani Inflasi
a. Kebijakan Fiskal
Cara menangani inflasi ini awalnya diperkenalkan konsepnya oleh ahli ekonomi Maynard Keynes. Ia menerangkan bahwa pemerintah suatu negara memiliki hak mengatur pengeluaran dan pemasukannya dengan menetapkan pajak dan membuat kebijakan demi ekonomi makro negara.
Kebijakan fiskal didefinisikan sebagai kebijakan yang diambil pemerintah demi menjaga pemasukan dan pengeluaran negara tetap stabil sehingga perekonomian negara bisa bertumbuh baik.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menjelaskan bahwa kebijakan fiskal adalah kebijakan tentang perpajakan, penerimaan, utang piutang, dan belanja pemerintah dengan tujuan ekonomi tertentu. Dijelaskan juga bahwa kebijakan fiskal di Indonesia sudah mulai diterapkan sejak zaman kolonial Belanda. Hingga sekarang, pihak yang berwenang untuk mengatur kebijakan fiskal adalah Kementerian Keuangan Republik Indonesia bersama Presiden.
b. Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal
Kebijakan ini tidak berhubungan dengan finansial secara mendasar maupun menyeluruh. Kebijakan non moneter dapat diterapkan dengan mendorong unit usaha untuk meningkatkan hasil produksi. Selain itu, bisa juga dilakukan upaya dengan menekan tingkat upah untuk menjaga kestabilan buruh dalam menjangkau harga barang-barang agar tidak terjadi inflasi.
Demikian penjelasan mengenai jenis-jenis inflasi lengkap dengan pengertian dari para ahli. Selain itu, juga terdapat pembahasan mengenai cara menangani inflasi dengan menerapkan kebijakan tertentu.