PUPR Kerahkan Petani Membangun Irigasi Lewat Padat Karya Tunai

Cahya Puteri Abdi Rabbi
24 September 2021, 13:31
KemenPUPR, irigasi, padat karya
KemenPUPR
Saluran irigasi tersier salah satunya dilaksanakan di Desa Cileunya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) terus menggencarkan program Padat Karya Tunai (PKT). Upaya itu bertujuan mengurangi angka pengangguran dan mempertahankan daya beli masyarakat sekaligus memperbanyak proyek infrastruktur.  Salah satu proyek yang dikerjakan adalah pembangunan jaringan irigasi tersier Cileunya di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. 

Melalui program tersebut,  para pekerja yang merupakan petani atau penduduk setempat diberikan upah harian atau mingguan untuk menambah penghasilan. 

Advertisement

Penghasilan tersebut sangat membantu mereka karena diperoleh  di antara musim tanam dan panen di mana penghasilan mereka tidak besar. Hingga saat ini, skema PKT sudah menyerap 930 Hari Orang Kerja (HOK) atau melebihi target yakni 780 HOK.

Jaringan irigasi tersier Cileunya dibangun untuk meningkatkan fungsi utama Bendungan Kuningan yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada Selasa (31/8) lalu.

 Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah membangun banyak bendungan di berbagai daerah dan selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian.

Meningkatnya produktivitas pertanian juga dapat membantu pemulihan ekonomi akibat Pandemi Covid-19.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata, di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Basuki dalam keterangan resminya, Kamis (23/9).

Saluran irigasi tersier di Desa Cileunya dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Ditjen SDA, Kementerian PUPR.

Irigasi tersebut memiliki panjang 665 meter untuk meningkatkan suplai air irigasi lahan pertanian dari sebelumnya 15 hektare menjadi 46 hektare.  Bendungan seluas 221 hektare yang membendung Sungai Cikaro ini memiliki volume tampung total sebesar 25,9 juta meter kubik.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.

Artikel Terkait

Advertisement