Program PBB COVAX Sudah Distribusi 611 Juta Dosis Vaksin ke 144 Negara

Cahya Puteri Abdi Rabbi
7 Desember 2021, 08:10
COVAX, PBB, vaksin, vaksin virus corona
ANTARA FOTO/REUTERS/Monicah Mwangi/rwa/cf
Monicah Mwangi Pemandu wisata dan operator perjalanan Kenya mengantri untuk menerima vaksin penyakit virus korona (COVID-19) AstraZeneca/Oxford, dibawah rencana COVAX, di Nairobi, Kenya, Selasa (27/4/2021).

Program COVAX telah mendistribusikan 611 juta dosis vaksin virus corona ke 144 negara. Jumlah ini diperkirakan akan terus membaik di tahun 2022, dengan lebih tersedianya supplai vaksin.

COVAX merupakan program penyaluran vaksin aksin untuk negara-negara miskin yang diinisiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

COVAX menargetkan dapat mendistribusikan 950 juta dosis vaksin Covid di 2021. 

COVAX saat ini telah menghimpun dana sebesar USD 10,9 miliar, melebihi target semula, yaitu USD 9,3 miliar.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan pentingnya percepatan vaksinasi global untuk dapat memenuhi target organisasi kesehatan dunia (WHO).

Dengan kondisi saat ini, di mana varian baru Omicron mulai menyebar di banyak negara, Retno menyebut, menunda kesetaraan vaksin adalah hal yang berbahaya. 

Retno merupakan salah satu ketua bersama (co-chair) dari program kerja sama vaksin multilateral  COVAX  Advance  Market Commitment (AMC) Engagement Group (EG).

 “Hal ini mengingatkan kita tentang bahayanya menunda kesetaraan vaksin, dan pentingnya peningkatan upaya untuk segera mewujudkan kesetaraan vaksin bagi semua,” kata Retno saat memimpin pertemuan virtual COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) ke-7, dikutip dari siaran pers, Senin (6/12).

Dalam pertemuan terakhir COVAX AMC EG di tahun 2021 ini, Retno memimpin dua sesi pertemuan yang membahas perkembangan varian Omicron, dan capaian serta tantangan yang dihadapi Covax dalam satu tahun terakhir.

Terkait perkembangan Omicron, perwakilan dari WHO menyampaikan meski sebagian besar kasus berasal dari mereka yang kembali dari perjalanan.

Namun, terdapat beberapa negara juga yang mengalami transmisi lokal dan mulai terbentuknya cluster lokal.

Hingga saat ini, WHO belum menerima laporan tentang adanya kasus kematian akibat varian Omicron. 

Dari data yang ada saat ini masih belum bisa disimpulkan apakah varian Omicron lebih menular atau membawa dampak lebih parah dari varian Delta.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...