Cuma Sampai Padalarang, Kereta Cepat Diminta Kreatif Cari Penumpang
Penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung nantinya harus berhenti di Stasiun Hub Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, untuk berganti kereta dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Kota Bandung.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai pengelola kereta tersebut pun diminta lebih kreatif untuk menarik penumpang mengingat terpotongnya perjalanan bisa membuat orang enggan menggunakan moda tersebut.
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan ada sejumlah cara untuk menarik penumpang kereta cepat.
Salah satunya adalah dengan memberikan diskon tiket untuk penggunaan kereta dalam kota menuju stasiun pertama di Halim, Jakarta.
Menurutnya, keberadaan PT Kereta Api Indonesia sebagai pemegang saham utama dalam proyek pengembangan Kereta Cepat Jakarta Bandung akan menguntungkan operasional moda tersebut.
Dengan pengalamannya, KAI diharapkan bisa membuat strategi agar Kereta Cepat Jakarta Bandung lebih menarik bagi penumpang.
"Dalam perkembangannya nanti harus ada modifikasi. Memang harus kreatif. Harus luwes juga. Misal soal pembayaran tiketnya. Mungkin digratiskan feedernya, tiket kereta dalam kotanya. Karena orang kan juga males pindah-pindah,"ujar Djoko, saat dihubungi Katadata, Senin (13/12).
Dia menambahkan untuk semakin minat penumpang, KAI bisa juga menghilangkan secara perlahan Kereta Argo Parahyangan yang selama ini menjadi favorit penumpang Jakarta-Bandung.
"Bisa jadi Argo Parahyangan hilang satu-satu atau akan dihilangkan sama sekali biar menarik penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung,"ujarnya.
Berdasarkan catatan KAI, jarak tempuh kereta Argo Parahyangan adalah 2 jam 40 menit dengan tarif mulai Rp 90 ribu.
Sebaliknya, Kereta Cepat Jakarta-Bandung rencananya bisa memangkas waktu tempuh menjadi 45 menit tetapi tarifnya diperkirakan sekitar Rp 300 ribu.
Kendati cuma harus berganti kereta di Stasiun Hub Padalarang, Djoko mengatakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung masih prospektif karena memiliki keunggulan.
Salah satunya adalah karena kereta tersebut akan berhenti di pusat kota meskipun harus transit di pinggiran.
"Jalan tol kan semakin penuh. Yang menggunakan mobil juga harus antre sekarang untuk masuk Bandung. Antrenya bisa sampai 1,5 jam. Sementara kalau pakai Kereta Cepat bisa langsung sampai pusat kota,"ujarnya.
Sebagai informasi, dalam fase awal ada empat stasiun yang digunakan untuk melayani penumpang Kereta Api Cepat Jakarta Bandung yaitu Stasiun Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
Baik Padalarang maupun Tegalluar berada di pinggiran Kota Bandung. Diperlukan waktu 30-45 menit dengan menuju pusat Kota Bandung tetapi diperkirakan hanya 18 menit dengan kereta.
Pada Oktober, Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengumumkan jika mereka akan terintegrasi dengan kereta lain yang selama ini sudah dioperasikan KAI.
Integrasi tersebut akan terhubung melalui Stasiun Padalarang. Nantinya, stasiun yang berada di Bandung Barat tersebut akan menjadi hub bagi Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Di Stasiun Hub Padalarang ini, akan terjadi konektivitas bagi penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi dan Bandung dengan KA Feeder yang dilayani oleh PT KAI.
KA Feeder akan menggunakan rangkaian kereta rel diesel (KRD) yang didesain seperti KA Bandara.
Kereta itu akan melayani rute dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung serta dapat berhenti di stasiun Cimahi.
Rencananya KA Feeder tersebut akan diberangkatkan setiap 20 menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk atau menyesuaikan operasional kereta cepat.
Durasi perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung adalah 18 menit. Jika berhenti di Stasiun Cimahi maka durasi perjalanan menjadi 22 menit.