Tarif Naik, Pengguna KRL Minta Fasilitas Stasiun Diperbaiki

Andi M. Arief
13 Januari 2022, 13:03
krl, penumpang krl, tiket, kereta api
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Sejumlah calon penumpang menunggu rangkaian gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek tiba di Stasiun KA Tanah Abang, Jakarta, Rabu (5/1/2022).

 Mayoritas pengguna kereta listrik (KRL) atau commuter line menyetujui adanya kenaikan tarif. Namun, mereka meminta agar penyesuaian tarif harus dibarengi dengan peningkatan berbagai fasilitas di stasiun. 

Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merekomendasikan kenaikan tarif kereta rel KRL mulai berlaku pada 1 April 2022.

Berdasarkan hasil tiga studi analisis Kemampuan Dan Kemauan Membayar (ATP-WTP) disimpulkan, harga tiket KRL dapat naik ke kisaran Rp 5.000 untuk 25 kilometer (Km) pertama.

Dhio Faiz Syarahil mengatakan tidak keberatan dengan penyesuaian tarif yang paling cepat akan terjadi pada April 2022 ini. 

Menurutnya, kenaikan tarif ini wajar lantaran beberapa stasiun sudah melalui proses modernisasi. 

"Cuma, harus dibarengi sama peningkatan pelayanan. Wajib ini. Misalnya, kebersihan toilet, pengaturan antrean, kenyamanan tempat menunggu, dan fasilitas lainnya," kata Dhio kepada Katadata, Kamis (13/1). 

 Dhio merupakan pegawai swasta yang menggunakan KRL sebagai moda transportasi utama ke wilayah kerjanya di Jakarta Pusat dari Depok, Jawa Barat.

Setiap hari kerja, Dhio menggunakan kendaraan roda dua menuju stasiun dan melanjutkan perjalanan dengan KRL.  

Saat pandemi, Dhio tidak selalu menggunakan KRL, khususnya saat penyebaran Covid-19 sedang naik. Akan tetapi, KRL masih menjadi moda transportasi utama saat keadaan mendukung. 

Dhio berpendapat penyesuaian tarif ini masih di rentang yang wajar mengingat rute perjalanan yang dilaluinya tidak terlalu jauh.

Di sisi lain, Dhio meragukan penyesuaian tarif KRL ini dapat diterima oleh semua kalangan. 

 Cahya Arif Rediana mengaku keberatan dengan penyesuaian tarif ini. Walaupun hanya naik Rp 2.000 menjadi Rp 5.000, Cahya menilai naiknya tarif KRL akan berdampak pada manajemen keuangannya. 

"Sebagai pekerja, kita melihat ini salah satu kebutuhan pokok dasar untuk transportasi. Dengan kondisi (fasilitas di stasiun yang masih) seadanya, adanya kenaikan itu cukup memberatkan sebagai pengguna yang wara-wiri menggunakan KRL," kata Cahya kepada Katadata. 

Cahya adalah pekerja swasta yang setiap harinya berangkat dari Stasiun Tenjo, Bogor, Jawa Barat dan turun di Stasiun Palmerah, Jakarta.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...