Pembayaran Tol Akan Diujicoba Via Satelit, Tak Perlu Tempel Kartu Lagi

Andi M. Arief
25 Februari 2022, 16:11
tol, jalan tol
ANTARA FOTO/Fauzan/hp.
Sejumlah kendaraan melintas di ruas tol Tangerang-Merak di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (2/12/2021)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan uji coba teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) pada Juli 2022. Teknologi tersebut untuk mengubah sistem pembayaran jalan tol nasional menjadi Multi-Lane Free Flow (MLFF). 

Uji coba tersebut akan dilakukan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT)  di lima ruas jalan tol di Pulau Jawa dan Bali.  BPJT juga akan mulai mensosialisasikan sistem MLFF hingga akhir 2022 dan diujicoba ke masyarakat pada akhir 2022.

"(Tol di) Jabodetabek bisa, ada (uji coba di) Bali juga, (Tol Gilimanuk-Mengwi) salah satunya. Target (implementasi MLFF) akhir tahun ini harus dikejar," kata Sekretaris BPJT Yongki Triono kepada Katadata di Bendungan Kuwil Kawangkoan, Sulawesi Utara, Kamis (25/2). 

Yongki memastikan tarif jalan bebas hambatan tidak akan naik karena penggunaan sistem ini. 

Pengoperasian sistem MLFF akan meniadakan fungsi gerbang tol di masa depan. Saat menggunakan sistem MLFF, pengguna jalan tol akan diminta memasang aplikasi pada ponsel yang telah terhubung dengan dompet elektronik.

Pengendara tol tak perlu lagi berhenti saat hendak membayar tol. Transaksi pembayaran tol dapat dilakukan melalui aplikasi di smartphone dan dibaca melalui satelit.

Saat kendaraan melewati pintu tol, saldo uang elektronik yang ada pada aplikasi di ponsel akan langsung terpotong.

Implementasi teknologi ini akan dilakukan bersama beberapa pihak, seperti Bank Indonesia, Kepolisian, dan pihak jasa pembayaran. 

Penggunaan teknologi GNSS akan menjadikan waktu transaksi di gerbang tol turun menjadi 0 detik dari kegiatan transaksi gerbang tol dengan uang elektronik sekitar 4 detik. Adapun, waktu transaksi dengan uang kartal adalah sekitar 10 detik. 

Kepala BPJT Danang Parikesit menilai manfaat lain dari teknologi tersebut adalah meminimalisir konsumsi bahan kendaraan akibat transaksi di gerbang tol. Pasalnya, kendaraan tidak harus mengeluarkan tenaga lebih lantaran tidak harus berhenti di gerbang tol.

Penerapan teknologi tersebut sudah didukung dengan penerbitan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 18/2020 tentang Transaksi Nontunai Nirsentuh.

 Seperti diketahui, PT Roatex Indonesia Tollroad System (RITS) telah memenangkan lelang konstruksi sistem MLFF tersebut. Saat ini, RITS sedang berdiskusi dengan pada badan usaha jalan tol (BUJT) terkait implementasi sistem tersebut di rus-ruas tol nasional. 

Danang mengatakan RITS dijadwalkan untuk menyerahkan dokumen terkait desain MLFF pada akhir kuartal III/2021. Selain itu, lanjutnya, RITS juga akan menyerahkan dokumen proof of concept dan aplikasi MLFF per Oktober 2021. 

Sebelumnya, Anggota BPJT Eka P. Anas mengatakan akan ada 41 ruas jalan tol yang akan menerapkan MLFF pada tahap pertama. Jalan tol tersebut tersebar di sekitar daerah Sumatera, Jawa, dan Bali, seperti di wilayah Jabodetabek, Trans Jawa, Surabaya, dan Semarang.

"Tapi, 41 [ruas jalan tol] itu bisa lebih nantinya. Nanti akan bertambah dengan sendirinya. Tapi, prinsipnya ruas-ruas yang dominan, yang meliputi 80 persen lebih dari trafik [kendaraan jalan tol nasional]," kata Eka. 

Proyek ini akan diimplementasikan di jalan tol sepanjang 1.713 kilometer dengan nilai investasi Rp4,06 triliun. Pemrakarsa proyek tersebut yaitu Roatex Ltd. Zrt., National Toll Payment Service Plc., MFB Hungarian Development Bank.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...