ADB Beri Pinjaman Rp7,1 Triliun Untuk Perbaiki Kualitas Pendidikan-SDM

Abdul Azis Said
22 November 2021, 08:53
ADB, pendidikan, sumber daay manusia, SDM
ANTARA FOTO/Syaiful Arif/nz
Siswa kelas 6 terpaksa belajar di teras sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Roudlotul Muttaqin Desa Penompo, Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (18/11/2021). Mereka sudah satu pekan belajar di teras sekolah karena atap bangunan kelas sekolahnya ambruk akibat hujan disertai angin kencang.

Bank Pembangunan Asia (ADB) kembali menyetujui penyaluran pinjaman kepada Indonesia senilai US$ 500 juta atau Rp 7,1 triliun (Kurs Rp 14.238 per US$).

Pinjaman akan digunakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), meningkatkan produktivitas tenaga kerja, hingga reformasi di berbagai bidang yang mendukung pengembangan SDM.

“Program baru ini akan membantu meningkatkan pembangunan sumber daya manusia, yang merupakan inti dari strategi pemerintah Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dalam jangka panjang,” kata Direktur ADB bidang Pembangunan Manusia dan Sosial untuk Asia Tenggara Ayako Inagaki dalam keterangan resminya dikutip Senin (22/11).

 Selain itu, Ayako mengatakan pinjaman ini dipakai untuk mendukung reformasi di berbagai bidang, khususnya kesehatan dan pendidikan sesuai target pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Sasarannya terutama untuk penngkatan kualitas pendidikan dan pelatihan keterampilan, mendorong lapangan kerja bagi kaum muda termasuk lulusan universitas.

Pinjaman ini juga bakal dipakai untuk memperluas jaring pengaman sosial serta mendukung program pemberantasan stunting.

Dia menyebut pinjaman baru ini dalam rangka membiayai subprogram pertama dari tiga subprogram kerja sama ADB dengan Indonesia yakni 'Boosting Productivity through Human Capital Development Program'.

Fokus utama kerja sama ini pada bidang keshatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.

 Tujuannya membantu Indonesia untuk mencapai Human Capital Index alias indeks modal manusia (HCI) sebesar 0,59 pada tahun 2026, sejajar dengan rata-rata kawasan dan rata-rata global.

HCI Indonesia naik menjadi 0,54 pada 2020 dari sebelumnya 0,50 pada 2010.

Meskipun anak Indonesia saat ini rata-rata sudah bisa menyelesaikan 12,3 tahun sekolah di usia 18, tetapi hasil pembelajaran yang lemah menjadikan kaum muda tidak siap memasuki pasar tenaga kerja.

"Adanya angkatan kerja yang terampil dan sehat melalui pendidikan teknis dan vokasi, pelatihan dan pendidikan tinggi akan mendorong perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia, sehingga turut memajukan pembangunan sektor swasta," kata Ayako.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...