iFlix & Hooq Goyah saat Bisnis Video Streaming Panen Trafik, Mengapa?

Image title
17 April 2020, 21:34
Ilustrasi platform iFlix
Google Play Store
Ilustrasi platform iFlix

Masa karantina akibat pandemi virus corona di banyak belahan dunia, membawa berkah peningkatan pengguna platform video streaming. Data Statista misalnya, menunjukkan peningkatan pengguna di berbagai negara pada akhir pekan 13-14 Maret lalu. Austria menjadi negara dengan peningkatan tertinggi dalam kurun itu, sebesar 44%. Disusul Spanyol (42%) dan Jerman (32%).

Penyedia layanan video on demand (VoD) seperti iFlix dan Hooq mengalami peningkatan transaksi di Indonesia selama kebijakan #dirumahaja dilakukan sejumlah instansi, perusahaan dan lembaga pendidikan untuk memutus rantai penularan corona.

Head of Marketing iFlix Indonesia Tiara Sugiyono kepada Katadata.co,id pada 24 Maret menyatakan, jumlah pengguna naik 25% sejak diberlakukannya #dirumahaja. Sedangkan lama penggunaan layanan meningkat 35%. Meskipun ia menolak peningkatan terjadi semata karena kebijakan #dirumahaja, tapi juga karena strategi perusahaannya merilis film Indonesia baru seperti Bike Boyz dan Trinity Traveler.

(Baca: Transaksi Naik, Hooq, iFlix, Viu, dan GoPlay Beri Diskon Work From Home)

Tak Cuma itu, iFlix menyatakan pengguna aktif bulanannya mencapai 21 juta orang di seluruh dunia. Naik 42% sejak awal tahun ini. Menurut Tiara, iFlix juga menawarkan promosi ribuan akses gratis VIP selama sebulan penuh.

Senada, Hooq juga mencatatkan peningkatan trafik meskipun tak signifikan. Country Head Hooq Indonesia Guntur Siboro menyatakan kenaikan trafik lebih karena konten baru yang ditayangkan. Tak seperti Iflix, Hooq tak memberikan promosi karena sudah memiliki layanan gratis.

Ternyata berkah peningkatan trafik tak menjamin iFlix kuat menahan stabilitas perusahaan di tengah pandemi covid-19. Melansir DealStreetAsia, perusahaan ini melakukan PHK terhadap kurang dari 65 karyawannya dari berbagai pasar dan posisi beragam.

Melalui keterangan resmi yang diterima Katadata.co.id, Jumat (17/4), CEO iFlix Marc Barnett membenarkan kabar tersebut. Ia mengatakan, “keputusan kami mengurangi jumlah karyawan perusahaan diambil setelah pertimbangan yang cermat dan dalam hubungannya dengan langkah-langkah memangkas biaya lainnya.”

Pendeknya, langkah tersebut diambil supaya iFlix bisa bertahan di tengah kepastian dan keterbatasan akibat pandemi covid-19. Namun, Barnett menyatakan pihaknya tetap menargetkan bisa mencapai titik impas (break even point/BEP) pada 2021.

“Langkah-langkah ini merupakan bagian dari memastikan kami tetap berada di jalur itu dan dapat menavigasi tantangan saat ini,” kata Barnett.

Barnett pun menegaskan perusahaannya melakukan berbagai upaya untuk mendukung staf yang terdampak pandemi. Baik secara profesional, maupun secara pribadi.

Sementara Hooq pada akhir Maret lalu mengajukan likuidasi di Singapura. Perusahaan ini beralasan belum mampu tumbuh secara memadai untuk mengembalikan modal berkelanjutan atau menutupi biaya operasional yang meningkat. Namun perusahaan ini belum menutup layanan.

(Baca: iFlix Respons Kabar PHK Karyawan Akibat Corona dan Utang)

Trafik Tak Bisa Jadi Penyelamat Keuangan Perusahaan

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...