Gejala Virus Corona Wuhan dan Bedanya dengan Penyakit Pernapasan Lain

Pingit Aria
11 Februari 2020, 20:36
Sejumlah penumpang pesawat mengantre di loket imigrasi saat tiba di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Supadio di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (6/2/2020).
ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah penumpang pesawat mengantre di loket imigrasi saat tiba di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Supadio di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (6/2/2020).

Dunia sedang dihebohkan oleh virus corona baru yang awalnya menyebar di Wuhan, Tiongkok. Infeksi virus yang dikenal dengan 2019-nCoV tersebut memiliki gejala yang mirip dengan penyakit pernapasan lain.

Sebagai informasi, penyakit seperti Severe acute respiratory syndrome atau SARS, Middle East respiratory syndrome atau MERS, bahkan influenza biasa juga disebabkan oleh virus corona, tetapi dari jenis lain.

Beberapa gejala infeksi 2019-nCoV yang perlu Anda ketahui:

1. Gejala umum infeksi virus corona Wuhan adalah berupa demam sekitar 38 derajat celcius, batuk, pilek, nyeri tenggorokan dan sesak napas.

Jika ada pasien dengan gejala ini pernah melakukan perjalanan ke Tiongkok, terutama Wuhan, atau pernah kontak dengan penderita inveksi 2019-nCoV, maka orang tersebut harus menjalani pemeriksaan di laboratorium untuk memastikan diagnosisnya.

(Baca: Menkes Terawan Sebut Kecurigaan Harvard Soal Virus Corona Mengada-ada)

2. Seperti penyakit pernapasan lainnya, infeksi 2019-nCoV bisa menyebabkan gejala yang mirip flu. Beberapa orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernapas.

Meski fatalitasnya terbilang rendah, namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang yang memiliki gangguan medis yang sudah ada sebelumnya (seperti, diabetes dan penyakit jantung) bisa lebih rentan untuk menjadi sakit parah. Infeksi virus ini juga terbukti dapat memicu kematian.

Dikutip dari beberapa sumber, berikut catatan kemiripan infeksi 2019-nCoV dengan penyakit pernapasan lainnya:

1. Radang tenggorokan

Beberapa waktu lalu, seorang karyawan Huawei mengalami demam tinggi hingga harus dirujuk ke rumah sakit di Jakarta. Ada kekhawatiran ia terjangkit 2019-nCoV sebab WNA asal Tiongkok itu baru tiba dari negaranya. Bagaimanapun, setelah melalui pemeriksaan medis, karyawan Huawei tersebut menderita radang tenggorokan.

2. ISPA

Selain itu, dugaan infeksi virus corona di Bandung dan Surabaya ternyata merupakan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Keduanya sama-sama menyerang organ pernapasan. Gejalanya pun serupa, yaitu batuk, sesak napas, serta demam. Bedanya, ISPA lebih banyak menyerang anak kecil. Sedangkan virus corona lebih sering menyerang orang dewasa hingga orang lanjut usia dengan daya tahan tubuh lemah. 

(Baca: Menyoal Keraguan atas Kemampuan Indonesia Mendeteksi Virus Corona)

3. Bronkitis

Dengan gejala batuk, gangguan napas, serta demam, infeksi virus corona Wuhan juga menyerupai bronkitis. Bedanya, sakit yang disebabkan oleh virus corona akan menghasilkan batuk kering. Sedangkan bronkitis ditandai dengan produksi lendir berlebih di faring dan laring pasien.

4. SARS

Severe acute respiratory syndrome atau SARS adalah wabah yang menyebar dari Tiongkok pada tahun 2002. Penyakit ini juga disebabkan oleh virus corona, tetapi dengan jenis yang berbeda. 

Gejala yang ditimbulkan pun sangat mirip. Perbedaannya, novel coronavirus diduga berasal dari ular dan kelelawar. Sedangkan virus corona pada SARS berpindah dari kelelawar ke musang, sebelum akhirnya menjangkit manusia. Saat ini, jumlah penderita novel coronavirus telah melampaui SARS. Berikut datanya: 

5. MERS

MERS atau Middle East respiratory syndrome juga termasuk “saudara” dari Novel Coronavirus.  Bedanya wabah ini terjadi di sekitar wilayah Timur Tengah pada tahun 2012 lalu. Gejala yang ditimbulkan pun sama dengan SARS dan infeksi 2019-nCoV.

6. Flu biasa

Virus corona sebenarnya sangat banyak jenisnya, termasuk yang menyebabkan penyakit flu biasa. Bedanya, gejala pada flu biasa normalnya hanya berlangsung selama beberapa hari saja. Sedangkan pasien yang terserang virus corona bisa merasakan gejala-gejala yang lebih intens, dan lama.

(Baca: Menguji Keampuhan Remdesivir, Obat Anti-Virus Corona)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...