Bangkit dari Pandemi, Industri Otomotif Optimistis 2021 Lebih Cerah
Industri otomotif merupakan salah satu sektor yang terpukul akibat pandemi Covid-19. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) serta pelemahan daya beli masyarakat membuat penjualan mobil dan motor anjlok pada kuartal II 2020.
“Kondisi terparah ada di bulan Mei,” kata Marketing Director PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra dalam acara Indonesia Industry Outlook 2021 Jum’at, (6/11).
Menurut dia, penjualan Daihatsi mulai bangkit pada Juni dan terus mencatatkan perbaikan hingga Oktober 2020. Sampai bulan lalu, Daihatsu telah menjual mobil 47.000 unit. Ia memprediksi penjualan mobil Daihatsu terus tumbuh sampai akhir tahun.
Terlebih, berdasarkan catatan internal, Amelia menyebutkan sampai bulan Oktober penjualan di pasar otomotif berkisar 18% dari September 2020 yang mencapai 7.721 unit. Capaian pada Oktober 2020 juga meningkat 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Jenis mobil yang diminati masyarakat di antaranya multi purpose vechile (MPV). Kami menilai jenis mobil ini turut meningkatkan penjualan,” kata dia.
Untuk mempertahankan bisnis di tengah pandemi, Daihatsu telah mengurangi biaya promosi dan melakukan investasi. Pangsa pasar Daihatsu kini terbesar kedua setelah Toyota.
Penjualan mobil pada September 2020 berdasarkan data Gabungan Industri Kendaran Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencapai 43.362 unit. Angka penjualan dari dealer ke konsumen ini meningkat 13,1% dibanding bulan sebelumnya sebesar 37.655 unit.
Bagaimanapun, angka itu masih turun 47,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu akibat pandemi Covid-19.
Sebelum mencapai dasar pada bulan Mei, penjualan mobil mulai merosot pada April 2020. SImak Databoks berikut:
Tak hanya mobil, penjualan motor pun mulai pulih setelah dihantam pandemi. Dalam kesempatan yang sama, Head of Commercial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala menyatakan, penjualan motor pada bulan September tercatat 380.713 unit. Angka ini naik signfikan jika dibandingkan periode Agustus yang hanya 317.107 unit.
AISI menargetkan penjualan motor sebanyak 3,6 juta – 3,7 juta unit sepanjang tahun ini. Menurutnya, target tersebut dapat dicapai jika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak lagi diberlakukan.
PSBB, menurut Sigit, berdampak besar terhadap penjualan, vendor maupun lembaga leasing. Terlebih, konsumen di Indonesia mayoritas menggunakan kredit dalam pembelian sepeda motor.
Menurut survei AISI, 68,8% responden menilai sepeda motor mdapat meningkatkan keamanan selama pandemi karena mereka tidak perlu kontak dengan orang lain di angkutan umum. Hanya, 51,7% konsumen akan membeli sepeda motor setelah vaksin diproduksi dan PSBB tidak lagi diterapkan.
“Asosisaisi tentu optimis menghadapi dua bulan terakhir. Mudah-mudahan PSBB total tidak diberlakukan kembali, karena dampaknya cukup besar,” ujar Sigit.