Video selanjutnya
Video: Polusi Udara Jakarta, Bahayanya Seperti Merokok
Dalam dua hari terkahir, tingginya polusi udara kembali menjadikan Jakarta kota yang paling berpolusi di dunia bersama dengan Johannesburg, Afrika Selatan. Data Air Quality Index tercatat polusi di Ibu Kota dan mencapai angka 158-169 dengan PM 2,5 rata-rata sebesar 118 µg/m3.
Partikulat (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer).
Kualitas buruk udara di Jakarta sudah mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. IQ Air mencatat polutan pencemar udara rata-rata naik mencapai 29,7 µg/m3 pada 2017. Kemudian berlipat ganda menjadi rerata 45,3 µg/m3 pada 2018 dan naik kembali menjadi 49,4 µg/m3 setahun kemudian.
Tingkat polutan ini sempat turun saat pemerintah mengeluarkan aturan pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi Covid-19. Sepanjang 2020, polutan udara di Jakarta menurun di angka 39,6 µg/m3. Walau begitu masih jauh diangka rekomendasi dari WHO, yakni 5 µg/m3.
Jika dianalogikan, polutan pencemar udara di Jakarta jika dihirup seseorang sama dengan orang yang merokok. Terungkap dari hasil riset Nafas, setidaknya menghirup udara selama satu bulan di Jakarta sama dengan menghisap minimal 65 batang rokok.