Bank Digital Bisa Dongkrak Ekonomi Indonesia Tumbuh 5%
Aktivitas penyaluran kredit bank digital berpotensi mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga di atas 5%.
Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan bank digital perlu menyalurkan kredit ke segmen yang lebih bervariatif untuk mendukung perekonomian.
"Setidaknya butuh pertumbuhan kredit 15% untuk mencapai 5% pertumbuhan ekonomi yang sustain," katanya dalam dalam acara Jago Bootcamp 2021 di Canggu, Bali, Kamis (28/10).
Bhima mengatakan, efek keberadaan bank digital bisa menambah kapasitas pembiayaan. Indonesia memiliki 64 juta UMKM dan sebagian belum mendapatkan pinjaman. Hadirnya bank digital, dari sisi pertumbuhan kredit bisa memicu pertumbuhan ke segmen UMKM.
Bhima menilai, ini jadi tantangan dari bank digital, apakah bisa atau tidak membantu ekosistem perbankan secara umum. Langkahnya bisa dengan cara kolaborasi beberapa stakeholder, termasuk platform untuk meningkatkan pertumbuhan kredit sampai ke level 15%.
Bhima mengatakan, pada 2018, ekonomi tumbuh sekitar 5% karena pertumbuhan kredit industri perbankan saat itu 12%. Tapi situasi sekarang berbeda karena di tengah situasi pandemi Covid-19. Sehingga, jika ingin tumbuh 5%, bank digital juga harus konsisten menyalurkan kredit ke sektor produktif.
"Saya optimistis bank digital punya potensi atau peluang untuk menyalurkan kredit ke segmen yang sebelumnya dianggap remeh atau segmen yang sebelumnya masih ragu-ragu untuk meminjam ke perbankan," kata Bhima.