Tantangan Emiten Rokok Masih Berlanjut pada 2021

Image title
26 Maret 2021, 15:51
rokok, emiten rokok, tembakau, sampoerna, gudang garam, wismilak, bentoel, saham
ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat
Para buruh tengah melinting rokok di pabrik PT Gelora Djaja, Surabaya.

Industri rokok Tanah Air dihadapkan pada dua momok besar sejak tahun lalu, yaitu kenikan tarif cukai dan daya beli masyarakat yang turun karena pandemi Covid-19. Memasuki tahun 2021, tampaknya kedua momok tersebut masih bakal membayangi kinerja industri tersebut.

Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya menilai tahun ini masih menjadi tahun yang cukup berat buat industri rokok Tanah Air. Alasannya, selain karena dampak dari kenaikan cukai rokok yang bisa menurunkan permintaan, daya beli masyarakat yang belum pulih akibat Covid -19 juga turut membebani kinerja.

Advertisement

"Nampaknya beberapa emiten rokok akan mulai merambah bisnis ke sektor non-rokok," kata Anissa kepada Katadata.co.id, Jumat (26/3).

Salah satunya PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang mulai berinvestasi sektor infrastruktur seperti jalan tol dan bandara. Adapun, pembangunan Bandara Dhoho di Kediri tersebut sudah mulai groundbreaking pada April tahun lalu, dimana proyek ini masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).

Sementara, emiten rokok lapis kedua (tier 2), seperti PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), terlihat lebih mampu bertahan di tengah kenaikan cukai rokok dibandingkan lapis pertama. Hal itu tercermin dari kinerja pada 2020 yang cukup baik, dimana pendapatan mereka naik hingga 38% menjadi Rp 1,38 triliun hingga triwulan III-2020.

"Pengaruh kenaikan cukai ke kinerja Wismilak cenderung lebih rendah dibandingkan dengan emiten rokok lapis satu," kata Anissa.

 

Karena kinerja yang kinclong tersebut, saham Wismilak yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mengalami kenaikan signifikan. Sejak awal 2020, secara kumulatif sahamnya mengalami kenaikan 426% hingga perdagangan 26 Maret 2021 menjadi Rp 885 per saham.

Meski begitu, industri rokok yang dihajar oleh sentimen kenaikan cukai dan daya beli rendah karena Covid-19, belum memiliki faktor positif yang signifikan. "Secara keseluruhan kami belum melihat faktor yang signifikan yang bisa membuat emiten-emiten rokok ini bangkit," kata Anissa.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement