APBI Prediksi Harga Batu Bara Akan Pulih di 2021

Sorta Tobing
28 Desember 2020, 16:35
harga batu bara, apbi, hendra sinadia, batu bara
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Harga batu bara akan pulih pada 2021.

Harga batu bara akan pulih pada 2021, setelah tertekan karena pandemi Covid-19 pada tahun ini. Hal ini seiring dengan perbaikan ekonomi dunia yang akan meningkatkan permintaan komoditas tambang tersebut. 

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia memperkirakan angkanya tidak akan menyamai 2019. “Namun, ini tetap menjadi sentimen positif untuk industri batu bara,” katanya pada acara Bintuni Energy Forum 2020, Senin (28/12). 

Advertisement

Pada 2020, harga batu bara sempat menyentuh titik terendah dalam satu dekade terakhir. Untuk harga acuan domestik, angkanya sempat menyentuh US$ 49,42 per ton pada September. Di kuartal keempat kemudian mulai pulih. Terakhir, pada bulan lalu nilainya di US$ 55,71 per ton.

Sebagai informasi, tahun lalu harga batu bara acuan sempat menyentuh titik tertinggi di US$ 92,42 per ton pada Januari. Angkanya kemudian berangsur-angsur turun hingga ke US$ 66,2 per ton pada akhir tahun. Dua tahun lalu, harganya sempat menembut level US$ 100 per ton, seperti terlihat pada grafik Databoks berikut ini.

 

Kenaikan harga yang terjadi saat ini karena meningkatnya permintaan dari Tiongkok dan India. Keduanya merupakan pasar ekspor terbesar untuk Indonesia. Pasar Asia Tenggara yang berkontribusi sekitar 22%, menurut Hendra, juga mulai pulih. 

Pasar domestik juga mulai menunjukkan perbaikan seiring pemulihan ekonomi nasional. Porsinya sekitar 25%. “Sebanyak 80% untuk kebutuhan listrik, 10% untuk pabrik pemurnian (smelter), kemudian semen dan kertas,” ujar Hendra. 

Pemakaian batu bara domestik masih akan meningkat. Hal ini terlihat dalam Rencana Umum Energi Nasional. Produksinya bakal mencapai 628 juta ton pada 2024. Angkanya akan turun menjadi 400 juta ton pada 2040 seiring dengan peningkatan pemakaian energi baru terbarukan (EBT).

Badan Energi Internasional (IEA) pada pekan lalu mengeluarkan laporan Coal 2020. Konsumsi batu bara global turun 7% atau lebih 500 juta ton antara 2018 hingga 2020. Penurunan selama dua tahun berturut-turut ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam catatan IEA.

Pemulihan ekonomi global pada 2021 akan mendorong konsumsi batu bara. Kenaikannya mencapai 2,6% dipimpin oleh Tiongkok, India, dan Asia Tenggara. Pada 2025, permintaannya akan mendatar sekitar 7,4 miliar ton. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement