Potensinya Besar, Pemanfaatan Biogas di Indonesia Masih Minim

Image title
3 November 2020, 18:54
biogas, bioenergi, kementerian esdm, energi terbarukan
ANTARA FOTO/Muhamamd Bagus Khoirunas/agr/aww.
Saluran pipa gas sampah organik di Tempat Pembuangan Sampah TPS Dengung, Lebak, Banten, Rabu (8/7/2020). Pemda setempat memanfaatkan sampah organik rumah tangga untuk diolah menjadi biogas sebagai alternatif gas elpiji.

Pemanfaatan energi terbarukan biogas masih mimin. Pemerintah menargetkan angkanya di 489 juta meter kubik per tahun di 2025. Namun, realisasinya hingga saat ini baru mencapai 26 juta meter kubik per tahun.

Kepala Subdirektorat Penyiapan Program Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Trois Dilisusendi menyebut selisih angka tersebut sangat besar. “Ini sangat berat untuk dicapai,” ujarnya dalam diskusi secara virtual, Selasa (3/11).

Padahal, potensi pemanfaatan biogas di Indonesia sangat besar, mencapai 32 gigawatt (GW). Tapi kapasitas pembangkit listrik bioenergi yang terbangun baru 1.896,5 megawatt (MW). Sementara, target kebijakan energi nasional atau KEN untuk pembangkit ini sebesar 5.500 megawatt di 2025.

Bioenergi merupakan bahan bakar berupa gas hasil fermentasi kotoran hewan, manusia, limbah, dan sampah. Pemerintah gencar menggenjot pemanfaatannya pada skala rumah tangga dan komunal untuk pemanfaatan langsung.

Selain itu, pengembangan biogas ada yang dalam bentuk bio-CNG (gas alam terkompresi) dalam skala komersial. Bahan bakar ini cocok untuk transportasi, subsitusi elpiji industri, dan pembangkit listrik.

Bio-CNG merupakan hasil pemurnian biogas yang memiliki nilai kalori mirip dengan CNG. Dengan kondisi itu, pemanfaatannya dapat untuk bahan bakar kendaraan bermotor hingga kebutuhan industri.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...