Kisah Pendiri Teguk Najib Wahab, Mulai Usaha dari Bisnis Cireng

Amelia Yesidora
10 Juli 2023, 14:14
Pendiri Teguk, Najib Wahab Mauluddin
Katadata/@najib.wahab27
Pendiri Teguk, Najib Wahab Mauluddin

PT Platinum Wahab Nusantara Tbk resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia hari ini, Senin (10/7). Perusahaan menawarkan saham produk minuman dengan merek Teguk itu seharga Rp 110 per saham dengan kode TGUK.

Hingga pukul 09.35 WIB, harga saham TGUK terbang 34,55% ke level Rp 148. Saham perusahaan minuman ini berada di zona hijau, hingga mengalami auto reject atas alias ARA. 

Salah satu pendiri minuman Teguk adalah Najib Wahab Mauluddin. Lelaki asal Bandung ini tidak langsung memulai bisnis sebagai pilihan kariernya. Ia meniti karier sebagai profesional selama delapan tahun sebelum memulai bisnisnya.

Teguk di New York
Teguk di New York (instagram/@teguk.indonesia)

Pernah Bekerja di Pertamina

Dalam penuturan Najib Wahab di kanal YouTube Michael Ginarto, ia bercerita mulai merantau ke Ibu Kota pada 2006. Dua tahun lamanya ia bekerja sebagai seorang procurement di Astra Group. 

“Tapi saya berpikir, kerja itu seperti bisnis. Jadi kalau mau sukses jangan stuck di satu tempat, tapi harus pindah-pindah ke tempat lain,” kata Najib.

Dengan pemikiran itu, ia pindah ke Medco Group, masih sebagai procurement dari 2008 hingga 2012. Selagi bekerja di perusahaan minyak dan gas ini, ia menikahi istrinya pada 2009.

Sejak di Medco, ia mulai mencoba bisnis kecil-kecilan, yakni cireng. Awalnya produk ini hanya dipasarkan ke teman-teman kantor dan komplek rumahnya.

Tidak puas sampai situ, Najib pindah kerja ke perusahaan semen, Holcim Indonesia dari 2012 hingga 2013. Institusi terakhir tempat dia bekerja adalah Pertamina Gas, dari 2013 hingga 2014.

“Di sanalah saya sadar kalau passion saya adalah bisnis. Saya keluar dari kerjaan pada 2014 dan full sebagai pengusaha,” ujarnya.

Teguk
Teguk (instagram/@teguk.indonesia)

Melebarkan Bisnis Usaha

Usaha cireng dengan nama Cireng Salju ini laris manis. Bahkan per Desember 2019, Najib menyebut omsetnya bisa mencapai Rp 250 juta per hari. Sudah ada total 120 distributor Cireng Salju di seluruh Indonesia. 

Pada 2014, Najib mencoba diversifikasi bisnis ke lini bisnis yang jauh berbeda dari sebelumnya. Ia membuka bisnis logistik alat berat bernama Emnindo Jaya Abadi yang mengangkut hasil tambang, salah satunya semen. 

“Karena dulu pernah kerja di perusahaan semen,” kata Najib saat ditanya alasan memilih usaha ini.

Dua tahun kemudian, Najib membuka Moto Energy Indonesia. Usaha ini ia bangun bersama temannya dan bergerak di jual beli solar. Pada 2019, total volume yang disalurkan sebnayak 20 ribu kiloliter dan menghasilkan Rp 200 miliar per bulan. 

Moto Energy Indonesia kemudian dikembangkan pada 2017, dengan perusahaan bernama Trans Energy Nusantara. Perusahaan ini fokus kepada gas alam cair (LNG) dan gas minyak cair (LPG). Najib berpendapat dua jenis gas tersebut memiliki peluang bisnis tinggi. 

Lelaki asal Bandung ini kembali ke dunia makanan dan minuman pada 2018. Di tahun inilah ia membuka Teguk, dengan konsep membawa minuman berpemanis  ke kalangan menengah ke bawah. Hanya dalam waktu setahun, sudah ada lebih dari 100 gerai Teguk di seluruh Indonesia. 

Najib mengaku dirinya tidak pernah mengambil pinjaman bank untuk memulai seluruh usahanya ini. Ia memilih untuk bekerja sama dengan pihak lain atau menyicil modal usaha dari pendapatan usahanya yang lain. 

Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...