Profil Djoko Dwijono, Tersangka Korupsi Pembangunan Tol MBZ
Kejaksaan Agung menetapkan tiga orang tersangka dalam perkara dugaan korupsi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated II atau dikenal dengan Tol Sheikh Mohammed Bin Zayed (Tol MBZ).
Ketiga tersangka itu adalah Yudhi Mahyudin (YM) selaku Ketua Panitia Lelang Jasa Marga Jalan Layang Cikampek (JJC), Toni Budianto Sihige (TBS) selaku tenaga ahli jembatan PT LAPI Ganesatama Consulting, dan Djoko Dwijono (DD) selaku Direktur Utama JJC periode 2016-2020.
"Hari ini telah melakukan pemeriksaan tujuh saksi. Dari tujuh saksi ini, Direktorat Penyidikan Jampidsus menetapkan tiga orang tersangka,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Ketut Sumedana di Gedung Bundar, Jakarta, Rabu (14/9).
Profil Djoko Dwijono
Djoko Dwijono lahir di Jakarta, 20 April 1959. Ia menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Sipil dan lulus pada 1986.
Usai meraih gelar sarjana, Djoko bekerja di PT Jasa Marga Tbk dan memulai karier di Divisi Operasi. Tugasnya kala itu melakukan pemantau dan pengembangan sistem pengumpulan tol.
Sambil bekerja, Djoko mengambil studi masternya di University of Melbourne, Australia, dan lulus pada 1994. Usai menyelesaikan studi master, ia mengambil bagian pada proyek pembangunan jalan tol pada 1995.
Empat tahun berselang, Djoko mulai mengisi jabatan manajerial di perusahaan. Melansir dari Kumparan, ia menjabat Kepala Divisi Perencanaan Perusahaan, Sistem Informasi, serta Pengembangan Teknologi.
Djoko juga sempat sebagai Kepala Divisi Pengembangan Usaha Lain hingga 2008. Ia lalu ditunjuk sebagai Kepala Satuan Pengawas Intern di PT Jasa Marga. Djoko juga pernah menduduki jabatan Head of Internal Audit hingga 2015.
Usai menjadi Kepala Internal Audit, posisi Djoko pada PT Jasa Marga memasuki babak baru. Djoko menjabat sebagai Direktur Operasi PT Trans Lingkar Kita Jaya dari 2015 hingga 2016.
Sukses dengan kinerjanya, pada 2016 Djoko diberi amanat sebagai Direktur Utama PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek atau JJC yang termasuk dalam anak perusahaan Jasa Marga. Jabatan ini ia genggam hingga 2020 saat usianya memasuki 61 tahun.
Sepanjang kariernya, Djoko pernah melakukan pelaporan harta kekayaan miliknya sebanyak tujuh kali. Pelaporan pertamanya ketika menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas Intern di PT Jasa Marga 2009. Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2009, Djoko tercatat memiliki harta sebanyak Rp 403 juta.
Ia terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 2019. Angka kekayaannya mencapai Rp 3,98 miliar.
Tersangka Korupsi Pembangunan Tol MBZ
Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejagung, Kuntadi mengatakan hingga saat ini penyidik telah memeriksa 146 saksi terkait perkara tersebut.
Pada pelaksanaan pengadaan proyek tersebut, Kejagung menduga terdapat perbuatan melawan hukum berupa persekongkolan yang dilakukan saat mengatur pemenang lelang dan memunculkan kerugian keuangan negara.
Dia menyebut para tersangka diduga melanggar Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. "Akibat perbuatan tersebut telah merugikan keuangan negara kurang lebih Rp 1,5 triliun," kata Kuntadi.
Guna kepentingan penyidikan, terhadap para tersangka dilakukan penahanan selama 20 hari ke depan. DD ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung, sedangkan TBS dan YM ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.
