DPR Dalami Dugaan Konflik Kepentingan Investasi Telkomsel di GoTo
Panitia Kerja (Panja) Investasi BUMN Komisi VI DPR RI masih akan mendalami mengenai dugaan konflik kepentingan investasi Grup Telkom melalui Telkomsel di perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
"Kita akan dalami lagi masih rapat pertama tunggu dulu," ungkap Anggota Komisi VI Fraksi Nasdem, Martin Manurung kepada wartawan seusai Rapat, Selasa (14/6).
Panja Investasi BUMN dibentuk Komisi VI DPR RI untuk mengkonfirmasi berbagai kemungkinan yang belakangan mendapatkan sorotan publik. Panja juga menunggu perkembangan lanjutan sekaligus jawaban dari beberapa pertanyaan yang diajukan Panja kepada Telkom Indonesia dan Telkomsel.
Oleh sebab itu, Martin belum bisa menyebutkan mengenai adanya potensi kerugian negara dari investasi Telkom di GoTo. Panja Investasi BUMN juga akan memanggil sejumlah pakar dan kemungkinan Menteri BUMN.
"Kita masih terlalu dini kerugian atau keuntungan negara, mungkin minggu depan juga kita panggil GoTo untuk dengar pendapat mereka dan juga para pakar," ujarnya.
Martin membeberkan, dari penjelasan dalam Rapat bersama Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah dan Direktur Utama Telkomsel, Hendri Mulya Syam, yang mendasari investasi Grup Telkom di GoTo karena ada sinergi bukan hanya sekedar memasukan investasi.
"Misal contoh, tadi user-nya itu juga integratif, lalu kemudian juga ada beberapa dampak yang terjadi seperti peningkatan penerimaan melalui pulsa di Tokopedia," ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VI Fraksi PDI Perjuangan, Harris Turino berpendapat, aksi korporasi Telkom dan Telkomsel dinilainya bagus karena adanya pergeseran model bisnis sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi. "Kalau dilihat sebagai aksi korporasinya itu bagus, tidak ada yang salah, tidak ada yang melanggar hukum. Bahwa industri Telkom kan turun terus, sehingga dia harus geser model bisnisnya," ujarnya.
Selain itu, menurut Harris, investasi Telkom dan Telkomsel ke GoTo adalah salah satu strategi investasi yang tak hanya mengejar keuntungan, melainkan adanya sinergi bisnis antara GoTo dan Telkom Grup.
"Fokus dari investasi ini bukan pada capital gain semata, tapi timbulnya satu sinergi dari Telkom melalui Telkomsel dengan GoTo. Yang menjadi konsen kami adalah bagaimana sinergi ini benar-benar bisa tercipta," ungkapnya.
Dalam rapat tersebut, Dirut Telkom Indonesia Ririek Adriansyah mengungkapkan, sektor telekomunikasi saat ini menghadapi beberapa tantangan. Tantangan ini berdasarkan indikasi pertumbuhan pendapatan, peningkatan biaya investasi, margin keuntungan, pengembalian modal investasi dan kapitalisasi pasar.
Telkom Group dan Telkomsel dituntut untuk terus meningkatkan nilai dan keuntungan perusahaan. Adapun strategi yang dicanangkan oleh Telkom Group adalah dengan membangun portfolio di tiga area bisnis digital utama (konektivitas, platform dan layanan digital).
Dijelaskan, pengembangan bisnis digital dapat dilakukan dengan berinvestasi di perusahaan digital. Dan, Gojek dalam hal ini disebut dia sebagai partner yang tepat. Investasi Telkom di GoTo didorong atas peluang sinergi dan kolaborasi yang kuat antara kedua belah pihak.
Sementara Dirut Telkomsel Hendri Mulya Syam mengatakan, proses investasi Telkomsel di GoTo telah mengikuti tata kelola perusahaan yang baik, serta sesuai dengan peraturan perusahaan dan regulasi yang berlaku, termasuk melibatkan penasihat independen di bidang legal dan finansial.
"Investasi Telkomsel di GoTo menghasilkan kenaikan nilai investasi, adopsi talenta digital serta inisiatif kolaborasi dan sinergi yang telah dilakukan sejak akhir tahun 2020 hingga hari ini juga menghasilkan nilai tambah bagi kedua perusahaan dalam melayani masyarakat Indonesia," jelasnya.