BRI Batasi Penyaluran Kredit ke Sektor Batu Bara

Syahrizal Sidik
29 Mei 2022, 15:23
BRI Hentikan Penyaluran Kredit ke Sektor Batu Bara
BRI
Gedung PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)  membatasi penyaluran kredit ke sektor energi yang bersumber dari bahan bakar fosil seperti pertambangan batu bara dan minyak bumi.

Hal ini disampaikan Direktur Utama BRI, Sunarso di konferensi World Economic Forum, Davos, Swiss belum lama ini. BRI disebut sebagai perusahaan perbankan pertama di Tanah Air yang menginisiasi pembatasan pembiayaan ke sektor energi fosil. 

Inisiatif untuk membatasi pendanaan ke sektor pertambangan batu bara sebetulnya sudah diutarakan manajemen perseroan dalam laporan tahunan 2020. BRI disebut tidak akan lagi memberikan pembiayaan kredit pada usaha yang merusak lingkungan dan berkomitmen untuk menerapkan praktik keuangan berkelanjutan yang diintegrasikan dengan aspek ESG (Environment, Social, and Governance).

"BRI turut membentuk Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI) beserta tujuh Bank lainnya yang masuk dalam kelompok “First Movers on Sustainable Banking," seperti dikutip dari kampanye gerakan www.bersihkanbankmu.org, Minggu (29/5).

Selain itu, BRI mengklaim sebagai perusahaan BUMN dan lembaga keuangan pertama di Indonesia yang menerbitkan Sustainability Bond (2019). Dana yang diperoleh telah digunakan untuk kegiatan sosial dan lingkungan.

Kebijakan BRI untuk membatasi penyaluran kredit di sektor batu bara juga turut mendapat dukungan publik. Gerakan Bersihkan Indonesia menginisiasi petisi agar BRI menghentikan pembiayaan ke sektor baru bara. Petisi di laman Change.org itu sudah ditandatangani lebih dari 13.500 orang pada Minggu (29/5) dengan target 15.000 tandatangan.

Dalam petisi itu disebutkan, BRI ikut terlibat dalam pembiayaan PLTU Jawa 9 dan 10, yang berdasarkan yang akan menggunakan 9,6 juta ton batu bara sepanjang masa operasinya dan akan melepaskan jutaan ton gas rumah kaca ke atmosfer.

Selain itu, berdasarkan pemodelan dampak kesehatan, akan menyebabkan lebih dari 4.700 kematian dini selama masa PLTU tersebut beroperasi. Pada April 2021, BRI turut andil bagian dalam kredit sindikasi senilai US$400 juta untuk PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...