United Tractors Siapkan Rp 5 Triliun untuk Beli Kembali Saham
PT United Tractors Tbk (UNTR) berencana melakukan pembelian kembali atau buyback saham perusahaan. Perseroan akan mengalokasikan dana dari kas internal senilai Rp 5 triliun dalam aksi korporasi ini.
Besaran jumlah saham UNTR yang akan dibeli kembali tersebut tidak lebih dari 20% dan paling sedikit 7,5% dari jumlah saham yang beredar dari modal yang disetor sebagaimana ketentuan POJK 2/2013 dan SEOJK 3/2020.
Dalam pengumuman yang disampaikan manajemen UNTR, periode pembelian kembali saham akan dilakukan mulai 13 Juli sampai dengan 12 Oktober 2022 mendatang.
Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan transaksi buyback tidak akan memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha.
Hal ini mengingat, perseroan memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk membiayai pembelian kembali saham bersamaan termasuk kegiatan usaha perseroan.
Anak Usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini berharap, buyback dapat menstabilkan harga sahan perseroan dalam kondisi harga pasar yang berfluktuasi signifikan, selain memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham perseroan secara fundamental.
"Pembelian kembali saham juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang," ungkap Corporate Secretary United Tractors dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (13/7).
Selain itu, salah satu tujuan buyback yakni saham dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika perseroan memerlukan penambahan modal.
Dalam laporan keuangan konsolidasian per tanggal 31 Maret 2022, perseroan mencatat proforma aset setelah buyback saham menjadi Rp 115,09 triliun dari sebelumnya Rp 120,09 triliun.
Selain itu, ekuitas perusahaan juga akan berkurang menjadi Rp 72,12 triliun dari sebelum buyback saham Rp 77,12 triliun. Sedangkan, nilai laba bersih per saham diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 1.193 per saham dari sebelumnya Rp 1.158 per saham.
Sampai dengan kuartal pertama tahun ini, UNTR yang fokus pada penjualan alat berat membukukan pendapatan Rp 27,98 triliun dengan perolehan laba bersih Rp 4,32 triliun. Harga saham perseroan sejak awal tahun menguat 27,65% ke level Rp 28.275 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 105,47 triliun.
