Saham GOTO Mentok Batas Bawah Jelang Dibukanya Periode Lock-Up
Harga saham emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), turun mendekati level auto reject bawah (ARB) dengan pelemahan 5,41% ke level Rp 175 per saham pada perdagangan Senin (28/11).
Saham GOTO melemah menjelang dibukanya periode penguncian saham (lock-up) pada Rabu (30/11) mendatang. Saat ini, nilai kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 206,08 triliun.
Hari ini, rata-rata harga saham emiten hasil merger Gojek dengan Tokopedia tersebut diperdagangkan di kisaran Rp 175 sampai dengan Rp 189 per saham. Bila dilihat dalam enam bulan terakhir, harga saham GOTO terkoreksi 42,11%.
Harga saham GOTO dalam sepekan ini juga terus berakhir di zona merah tertekan sentimen pemutusan hubungan kerja (PHK) 1.300 karyawan perseroan demi efisiensi.
Di sisi lain, sejumlah investor GOTO dikabarkan akan menjual kepemilikan sahamnya terus menjadi sentimen negatif yang menekan harga saham emiten decacorn teknologi ini.
GOTO menerapkan mekanisme kunci saham bagi investor lamanya delapan bulan semenjak penawaran umum perdana saham (IPO) pada 11 April 2022. Sejumlah korporasi kakap yang tercatat sebagai pemegang saham di GOTO seperti Alibaba, SoftBank, BlackRock, Google, Facebook berpotensi melepas sebagian kepemilikan sahamnya.
Sinyal ini juga terendus kala manajemen GOTO menyebut akan ada perubahan komposisi kepemilikan setelah lock-up saham dibuka.
Dari pemberitaan Bloomberg sebelumnya disebutkan, GOTO sedang berdikusi dengan Alibaba dan SoftBank yang disebut akan menjual sahamnya senilai US$ 1 miliar atau setara Rp 15,5 triliun. Bila itu terealisasi, maka jumlah saham beredar GOTO berpotensi membanjiri pasar.
Saat ini, berdasarkan struktur pemegang saham yang berlaku efektif sampai dengan September 2022, kelimanya adalah Andre Soelistyo dengan kepemilikan saham 0,84%, Kevin Bryan Aluwi menggenggam kepemilikan saham 0,77%. CEO Tokopedia, William Tanuwijaya tercatat memiliki 1,77% saham. Lalu, Melissa Siska Juminto menggengam 0,43% saham. Sedangkan, PT Saham Anak Bangsa tercatat memiliki 2,27% saham seri B/
Selain direksi dan co-founder perusahaan, pemegang saham non-SDHSM GoTo terdiri dari sejumlah investor kakap. Misalnya, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO), Garibaldi Thohir. Pria yang akrab disapa Boy Thohir ini juga didaulat menjadi Komisaris Utama GoTo. Boy tercatat memiliki 0,09%.
Selanjutnya, Goto Peopleverse Fund tercatat memiliki 9,03% saham. SVF GT Subco (Singapore) Pte Ltd yang memiliki 8,71% sahamm. Kemudian, Taobao China Holding Limited, perusahaan yang sahamnya masih dimiliki Grup Alibaba menguasai sebanyak 8,84% saham GoTo.
Berikutnya, pemegang saham lain-lain dengan kepemilikan kurang dari lima persen, tercatat memiliki 63,04% saham. Pemegang saham publik menguasai 3,43% saham dan sisanya saham treasuri sebanyak 0,87%.
Guna mengantisipasi penurunan harga saham yang lebih dalam, manajemen GOTO dan para pemegang saham pra-IPO menjajaki kemungkinan dilakukannya suatu penawaran sekunder terkoordinasi atas saham perseroan yang dimiliki oleh pemegang saham pra-IPO.
Penawaran sekunder itu rencananya akan dilaksanakan setelah berakhirnya periode lock-up atas saham GOTO akhir November ini guna memfasilitasi suatu penjualan yang terstruktur melalui pasar negosiasi.
Namun, perseroan menegaskan tidak akan menerbitkan saham baru atau melakukan penjualan saham di dalam proses ini, sehingga tidak akan terjadi dilusi atas saham GOTO. Lebih lanjut, perusahaan juga tidak akan mendapatkan penerimaan dana dari hasil penjualan tersebut.
"Setiap transaksi akan bergantung pada kondisi pasar dan makro ekonomi, maupun faktor-faktor lainnya, dan tidak ada jaminan yang diberikan bahwa transaksi tersebut akan dapat terlaksana," ungkap manajemen GOTO.