IHSG Berpotensi Menguat Terbatas, Berikut Saham Pilihan Analis
Tekanan bursa saham domestik pada perdagangan menjelang akhir pekan ini, Jumat(9/12) diperkirakan mulai mereda. Analis memperkirakan, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada dalam rentang 6.721 hingga 7.072.
Sebelumnya, IHSG ditutup terkoreksi dengan penurunan 0,21% ke level 6.804 pada perdagangan Kamis (8/12), kemarin. Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, nilai transaksi saham mencapai Rp 14,29 triliun, dengan volume 22,30 miliar, dan frekuensi sebanyak 1.19 juta kali.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya, mengatakan pergerakan IHSG masih terlihat cenderung terkonsolidasi dengan potensi tekanan yang mulai menurun.
"Peluang teknikal rebound mulai terlihat walaupun kenaikan yang mungkin terjadi masih berada dalam rentang terbatas," katanya dalam publikasi riset, dikutip Jumat (9/12).
Dirinya mengatakan, momentum tekanan merupakan momentum berharga bagi investor jangka menengah dan panjang dikarenakan harapan akan kondisi yang kian membaik di tahun mendatang.
William merekomendasikan agar pelaku pasar mencermati saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Selanjutnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Rekomendasi terakhir yaitu PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Sementara itu, Analis BinaArtha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan level support IHSG diprediksi akan berada di 6.679, 6.655 dan 6.600. Sedangkan level resistance berada di 6.868, 6.912, dan 7.000.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian.
Sedangkan resistance merupakan tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi.
Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.
Ia pun merekomendasikan hold atau buy on weakness pada saham PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk (CPIN) dengan rentang harga 5.400-5.500.
Selain itu, Ivan merekomendasikan untuk accumulative buy pada saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) dengan rentang harga 1.630-1.670. Selanjutnya, hold atau accumulative buy pada saham PT Indofoof Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan rentang harga 6.500-6.650.
Investor juga direkomendasikan untuk trading buy pada saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INTP) dengan rentang harga 8.000-9.050.