BSI Incar Investor Strategis Arab Saudi Masuk Jadi Pemegang Saham Baru

Patricia Yashinta Desy Abigail
22 Juni 2023, 17:43
BSI Incar Investor Strategis Arab Saudi Masuk Jadi Pemegang Saham Baru
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/tom.
Teller PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BSI Jakarta Thamrin, Jakarta.

Emiten bank syariah BUMN, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI buka suara soal kunjungan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir untuk bertemu para investor di Doha, ibu kota Qatar.

Tujuannya untuk menjajaki potensi investor strategis masuk ke BSI seiring rencana pelepasan sebagian saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di bank syariah tersebut.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan saat ini belum ada keputusan mengenai investor strategis yang akan masuk ke BSI atau masih dalam tahap penjajakan. Hery berharap, masuknya investor strategis tersebut dapat mendukung pengembangan dari sisi teknologi perbankan BRIS. 

Hery juga berharap BSI mendapat investor strategis dari Arab Saudi karena lebih banyak memberi keuntungan. "Jika dapat investor strategis dari Arab Saudi, bisa mempunyai cabang di Mekah juga Madinah dan ini memberikan nilai tambah yang besar bagi BSI, apalagi mengurus jemaah haji itu butuh bank lokal," katanya kepada wartawan di Kantor BUMN, Kamis (22/6).

Di sisi lain, Hery menyebut tidak mudah menyentuh pasar Arab Saudi. Namun jika dapat dilakukan, akan memberi nilai tambah bagi para pemegang saham. 

Adapun, dia juga menuturkan Bank Syariah Indonesia saat ini menunggu proses peningkatan kepemilikan saham publik atau free float. Peningkatan kepemilikan saham publik dapat dilakukan dengan divestasi saham BSI oleh BRI dan BNI. 

Hery mengungkapkan saat ini kondisi kepemilikan saham publik atau free float Bank Syariah Indonesia terbilang kecil. "Nilai kapitalisasi pasar BSI ada di urutan 13 dibanding bank syariah global lainnya, harapannya masuk 10 besar di 2025," katanya.

Sebagai infornasi, kapitalisasi pasar BRIS yaitu Rp 78,19 triliun. Bank Mandiri sebagai pemegang saham pengendali (PSP) mengantongi kepemilikan 51,47%. Selanjutnya BNI mengantongi 23,24% dan BRI menguasai 15,38%. Sementara untuk publik hanya mengoleksi 9,91%, dan pemerintah memiliki satu lembar saham BRIS.

“Free float BSI 9-10%, mungkin nanti bisa seperti BNI 60% pemerintah, 40% publik," katanya.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan BRI dan BNI akan keluar secara perlahan dari BSI. Sementara Bank Mandiri tetap akan menjadi pemegang saham pengendali. Pemerintah juga tetap menjadi pemegang saham dwiwarna.

"Kalau misalnya BRI atau BNI sebagai pemegang saham mulai exit, kira-kira siapa yang bisa menggantikan dan berapa size-nya," kata Tiko saat ditemui wartawan di Ritz Carlton, Rabu (15/2).

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...