Kapitalisasi Pasar Saham BREN Kian Dekati BBCA, Ini Respons BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan peringatan kepada PT Barito Renewables Energy Tbk atau BREN terkait kenaikan harga saham yang signifikan.
"Pergerakan saham BREN, kami pantau terus dan sejauh ini," kata Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Manullang kepada wartawan, Selasa (21/11).
Kristian menyebut, BEI telah melakukan tindakan pengawasan Unusual Market Activity (UMA) atau harga saham yang bergerak tidak wajar terhadap saham BREN. Meski begitu, BEI belum serta merta kembali melakukan suspensi perdagangan saham Barito Renewables Energy.
"Tindakan pengawasan selanjutnya akan dilakukan apabila dari hasil pemantauan bursa diperlukan," kata Manullang.
Adapun, nilai kapitalisasi pasar atau market cap perusahaan emiten energi terbarukan itu terus melesat sejak debut perdana melantai di pasar modal domestik. Pada perdagangan Kamis (16/11) pukul 14.25 WIB, nilai kapitalisasi pasar BREN bahkan sudah tembus Rp 806,06 triliun. Nilai ini kian mepet dengan kapitalisasi pasar tertinggi di bursa, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 1.087 triliun.
Perdagangan Selasa (21/11) pukul 10.15 WIB, saham BREN turun 5,88% ke level Rp 6.400 dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 852,89 triliun.
Sebelunya, otoritas bursa menghentikan perdagangan sementara atau suspensi saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan Barito Renewables Energy. Dua emiten tersebut dimiliki konglomerat Prajogo Pangestu, orang terkaya nomor satu di Indonesia.
"Sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham CUAN dan BREN di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I perdagangan tanggal 10 November 2023 sampai pengumuman Bursa lebih lanjut," tulis pengumuman BEI, Jumat (10/11).
Penghentian sementara perdagangan saham BREN dan CUAN ini bertujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham BREN maupun CUAN.
