Mau Hengkang dari BEI, META Siapkan Dana untuk Buyback Saham
Emiten konstruksi yang terafiliasi dengan Grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) makin matang dengan rencananya untuk melaksanakan penghapusan pencatatan saham dari Bursa Efek Indonesia secara sukarela atau voluntary delisting.
Direktur Utama META, Muhammad Ramdani Basri, mengatakan pemegang saham mayoritas perseroan, PT Metro Pacific Tollways Indonesia sudah menyiapkan dana untuk membeli kembali atau buyback saham perusahaan.
Buyback saham merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan perusahaan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh otoritas bursa jika ingin delisting secara voluntary maupun force delisting atau penghapusan pencatatan secara paksa.
"Dana dari mana. saya tidak bisa menjawab karena bukan kewenangan kami untuk menginformasikan," kata Ramdani dalam paparan publik, Kamis (23/11).
Ramdani menyebut, voluntary delisting merupakan salah satu stategi perseroan yang disiapkan. Dia beralasan, Nusantara Infrastructure yang berkembang pesat seiring adanya proyek-proyek skala besar yang juga membutuhkan pendanaan jumbo.
"Sehingga akan terus menerus dilakukan penambaham modal. Kami tidak mau merugikan para pemegang saham publik. Untuk itu, kami go private," katanya.
Selain itu, Ramdani juga mengatakan rencananya suspensi ini dikakukan sampai menjelang rapat umum pemegang saham pada 19 Desember 2023. Namun demikian, perusahaan akan meninjau hal ini dengan masukan-masukan dari konsultan hukum dan financial advicer untuk melakukan pembukaan suspensi.
META merupakan emiten yang IPO pada 18 Juli 2001 silam dengan harga penawaran Rp 200 per saham. Berdasarkan data RTI per 29 September 2023, PT Metro Pacific Tollways Indonesia memiliki saham META sebesar 74,65% dan PT Indonesia Infrastructure Finance sebesar 10%. Sedangkan kepemilikan masyarakat sekitar 13,16%. Sisanya, merupakan kepemilikan Direktur Utama M. Ramdani Basri dan saham treasuri.