Harga bawang putih merangkak naik sejak merebaknya virus corona di Tiongkok. Untuk meredam inflasi, operasi pasar bawang pun digelar di beberapa daerah seperti Bandung, Solo, Lumajang, hingga Sawah Lunto.

Saat ini, harga bawang putih di pasaran mencapai 100% lebih tinggi dibandingkan pada kondisi normal. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga bawang putih di DKI Jakarta, di kisaran Rp 62 ribu per kilogram (kg), sedangkan normalnya di kisaran Rp 30 ribu per kg.

Advertisement

Pasokan bawang putih Indonesia memang bergantung impor dari Tiongkok. Sementara belum ada pasokan yang memadai dari dalam negeri, mungkinkah Indonesia mengimpor bawang putih dari negara lain. 

Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan kenaikan harga bawang putih akhir-akhir ini disebabkan oleh adanya kepanikan dari importir dan masyarakat seiring wabah virus corona (Covid-19).

(Baca: Tak Terpapar Corona, 62 Ribu Ton Bawang Putih Siap Impor dari Tiongkok)

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, isu wabah corona membuat para pedagang menahan stok bawang miliknya untuk mengantisipasi kelangkaan apabila impor dari Tiongkok dihentikan. Sementara, masyarakat merespons kenaikan harga bawang putih dengan melakukan pembelian  besar-besaran.

"Ada kepanikan publik, sementara distributornya juga mengurangi penjatahan ke pasar karena dia takut terkena virus corona dan tidak ada lagi impor yang bisa masuk," kata dia saat menghadiri rapat bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (17/2) lalu.

Data Kementan, stok bawang putih di dalam negeri saat ini sekitar 120 ribu ton. Pada Maret mendatang, diperkirakan ada tambahan pasokan dari panen di sentra produksi bawang sebanyak 30 ribu ton.

Dengan rata-rata konsumsi per bulan sebesar 47 ribu ton, masyarakat seharusnya tak perlu khawatir. “Stok kita masih mencukupi sampai tiga bulan ke depan," kata Yasin Limpo.

Adanya kekhawatiran soal virus corona itu diakui oleh Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi). Ketua Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan impor bawang putih dari Tiongkok bisa menimbulkan kekhawatiran di masyarakat terhadap penularan virus corona.

(Baca: Keran Impor Bawang Putih Dibuka, Mendag Janji Selektif Pilih Importir)

Kekhawatiran tersebut bisa memicu kenaikan harga bawang putih di pasar. “Jadi stok bawang putih ada, tapi isu corona kuat sehingga harga naik. Ini psikologi pasar,” katanya.

Sedangkan, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah memastikan bahwa virus corona tergolong penyakit zoonosis. Artinya, penyakit ini menyebar lewat hewan, bukan tumbuhan termasuk bawang putih.

Yang pasti, masyarakat jadi pihak yang paling dirugikan akibat kenaikan harga yang seharusnya tak perlu terjadi ini. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Mirah Midadan menghitung kerugian konsumen akibat kenaikan harga bawang putih mencapai ratusan miliar.

Perhitungan tersebut dengan melihat rata-rata harga bawang putih nasional yang berkisar Rp 40 ribu-54 ribu per kilogram selama 2 Februari-14 Februari, dan konsumsi bawang putih nasional.

"Kerugian konsumen sebesar Rp 247 miliar atau setara dengan seperempat triliun rupiah," kata dia dalam Seminar Nasional Ekonomi Pertanian di Jakarta, Selasa (18/2).

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto, Rizky Alika, Agatha Olivia Victoria, Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement