Jokowi Telah Bangun 36 Jalan Tol Sepanjang 1.587 Km, Ini Rinciannya
Sebanyak 36 ruas jalan tol baru sepanjang 1.587,04 km telah dibangun dan dioperasikan pada saat pemerintahan Joko Widodo. Jumlah itu mencapai 63,84% dari total panjang jalan tol di Indonesia yang telah beroperasi saat ini sebesar 2.499,94 kilometer (Km).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Danang Parikesit mengatakan, pemerintah menargetkan penambahan panjang jalan tol sebanyak 538 kilometer (Km) pada akhir 2022. Mayoritas penambahan jalan tol baru tersebut akan berada di area Jabodetabek.
Sementara jalan tol yang akan beroperasi dalam waktu dekat mencapai tiga ruas yaitu Tol Lubuk Linggau-Bengkulu (16,7 Km), Cibitung-Cilincing Seksi 2-3 (24,65 Km), dan Padang-Pekanbaru (31 Km). Tiga ruas jalan tol tersebut saat ini telah lulus proses Uji Laik Fungsi (ULF).
"Prinsipnya sudah dilakukan uji laik fungsi dan harapan kami memang bisa diresmikan presiden, tapi tergantung ketersediaan waktu beliau," kata Danang, Selasa (7/6).
Panjang jalan tol yang dibangun saat era Jokowi merupakan yang tertinggi dibandingkan masa pemerintahan presiden Indonesia sebelumnya. Pemerintahan Soeharto tercatat telah membangun 15 ruas jalan tol dengan panjang total 564,88 km.
Sementara ruas jalan tol yang beroperasi di era Habibie mencapai panjang total 12,79 km. Ruas jalan tol baru yang beroperasi di era Sosilo Bambang Yudhoyono mencapai 14 ruas dengan panjang 352,22 km, yaitu:
Berdasarkan data BPJT yang diutip Rabu (8/6), berikut 36 ruas tol yang telah beroperasi pada masa pemerintahan Presiden Jokowi :
Jabodetabek (78,42 Km)
<> Akses Tanjung Priok: 11,4 Km (2017)
<> Bekasi-Cawang-Kampung Melayu: 8,4 Km (2017)
<> Depok-Antasari: 12,1 Km (2018)
<> Kunciran-Serpong: 11,14 Km (2019)
<> Serpong-Cinere Seksi 1: 6,5 Km (2021)
<> Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran: 14,19 Km (2021)
<> Cibitung-Cilincing Seksi 1: 2,65 Km (2021)
<> 6 Ruas Dalam Kota Jakarta Seksi A: 9,29 Km (2021)
Trans Jawa (583,03 Km)
<> Cikampek-Palimanan: 116,75 Km (2015)
<> Gempol–Pandaan: 13,61 km (2015)
<> Pejagan-Pemalang: 57,5 Km (2016)
<> Gempol–Pasuruan : 34,50 km (2017)
<> Pemalang-Batang: 39,2 Km (2018)
<> Semarang-Batang: 75 Km (2018)
<> Solo-Ngawi: 90,12 Km (2018)
<> Ngawi-Kertosono: 87,05 Km (2018)
<> Jalan Layang MBZ Sheikh Mohammed Bin Zayed: 38 Km (2019)
<> Pasuruan–Probolinggo: 31,30 km (2019)
Non Trans Jawa (128,86 Km)
<> Soreang Pasir Koja: 8,15 km (2017)
<> Ciawi–Sukabumi: 15,35 km (2018)
<> Pandaan–Malang: 38,46 km (2019)
<> Krian–Legundi–Bunder: 29,00 km (2020)
<> Serang–Panimbang Seksi 1: 26,50 km (2021)
<> Cileunyi–Pamulihan: 11,40 km (2022)
Trans Sumatra (648,08 Km)
<> Palembang–Indralaya: 21,58 km (2017)
<> Medan–Binjai: 17,67 km (2017)
<> Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi: 62,11 km (2017)
<> Bakauheni–Terbanggi Besar: 140,41 km (2018)
<> Terbanggi Besar–Kayu Agung: 189,40 km (2019)
<> Kayuagung–Kramasan: 37,62 km (2020)
<> Sigli Banda Aceh: 35,8 km (2020)
<> Pekanbaru–Dumai: 131,69 km (2020)
<> Binjai–Langsa Seksi 1: 11,80 km (2022)
Sulawesi
<> Manado–Bitung: 39,78 km (2020)
Kalimantan
<> Balikpapan–Samarinda: 97,27 km (2019)