DPR Kritik Pernyataan Luhut Soal Harga BBM Naik Pekan Ini

Muhamad Fajar Riyandanu
23 Agustus 2022, 20:31
Sejumlah kendaraan antre mengisi BBM jenis Pertalite dan Pertamax di salah satu SPBU Pejompongan, Jakarta, Selasa (23/8).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah kendaraan antre mengisi BBM jenis Pertalite dan Pertamax di salah satu SPBU Pejompongan, Jakarta, Selasa (23/8).

Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto menegur Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan bahwa pemerintah bakal menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite pada pekan ini. Sugeng menilai, pernyataan yang disampaikan oleh Luhut pada saat menjadi pembicara di Universitas Hasanuddin pada Jumat pekan lalu memancing lonjakan komsumsi masyarakat pada BBM bersubsidi.

Dia mengatakan, lonjakan konsumsi beberapa hari terakhir berdampak pada melesetnya proyeksi tambahan kuota Pertalite dan Solar yang diajukan oleh Komisi Energi pada semester kedua tahun ini. Lebih lanjut, Sugeng mengaku mendapat laporan bahwa telah terjadi kelangkaan Pertalite di beberapa daerah. Hal tersebut terjadi karena mayoritas masyarakat berupaya untuk memenuhi tanki kendaraan mereka dengan BBM bersubsidi.

"Usai terjadi migrasi yang besar akibat kenaikan harga Pertamax lantas ada pernyataan yang merusak ini semua. Mohon maaf, saya kritik ini Pak Menko Luhut karena terjadi rush di mana-mana, di pom bensin yang memengaruhi lagi fluktuasi kuota yang tidak terduga," Kata Sugeng saat ditemui wartawan di Gedung DPR Senayan Jakarta pada Selasa (23/8).

Sugeng menambahkan, pernyataan Luhut juga berpotensi menambah beban anggaran subsidi energi menjadi Rp 700 triliun dari alokasi awal yang ditetapkan di kisaran angka Rp 600 triliun pada akhir tahun ini. Lonjakan konsumsi tak dibarengi dengan adanya tambahan kuota BBM bersubsidi. 

"Ada pengumuman yang mengatakan harga BBM naik jadi proyeksi awal kuota 28 juta kiloliter itu dipastikan buyar. Konsekuensinya subsidi BBM naik yang awalnya Rp 600 triliun bisa jadi Rp 700 triliun. Itu betul, itu yang akan dihitung lagi," ujar Sugeng.

Dia mengatakan, pemerintah sebaiknya menahan diri untuk mengumumkan kenaikan harga BBM jika belum siap dengan hitungan yang sifatnya pasti. Apalagi hingga saat ini Badan Anggaran (Banggar) DPR belum menyetujui permintaan Komisi Energi soal penambahan kuota Pertalite sebanyak 5 juta kl.

"Hari ini kami dengar laporan di daerah terjadi kelangkaan,"ujarnya.

Hingga Juli 2022, Pertamina telah menyalurkan 16,8 juta kl Pertalite dari total kuota 23 juta kl hingga akhir tahun atau sekitar 73%. Sehingga saat ini tersisa 27% atau 6,2 juta kl yang diharap bisa memenuhi permintaan hingga Desember 2022.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...