Siap-siap Harga Kedelai Makin Mahal Imbas Pelemahan Rupiah
Kementerian Perdagangan mewaspadai kenaikan harga kedelai akibat adanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS. Pasalnya, Indonesia masih ketergantungan pada impor kedelai.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah akan berdampak pada impor. Kementerian Perdagangan saat ini tengah mewaspadai dampak pelemahan Rupiah pada sejumlah komoditas pangan yang diimpor.
"Kalau rupiah dekati Rp 17 ribu, harga impor tentu lebih tinggi. Ini yang lagi kita rapatkan bagaimana dampaknya terhadap sembako kalau rupiahnya naik," kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, di Jakarta, Selasa (25/10).
Pria yang akrab disapa Zulhas ini mengatakan bahwa dampak pelemahan rupiah akan terasa meskipun harga kedelai dunia saat ini sedang turun. Selain kedelai, Kemendag juga mewaspadai komoditas pangan lainnya.
Menurut catatan Kementerian Perdagangan harga kedelai masih mengalami kenaikan sejak Agustus 2022. Perkembangan harga kedelai 19 Oktober 2022 yakni, untuk harga kedelai eceran nasional sebesar Rp 14.500 per kilogram (kg) atau naik 1,40%.
Sedangkan untuk harga pada tingkat Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (KOPTI) sebesar Rp 13.030 per kg atau naik 5,84%.
Sementara itu, untuk paritas impor kedelai per 19 Oktober 2022 sebesar Rp 11.020 per kg mengalami penurunan sebesar 5,37% dan untuk harga kedelai internasional mencapai Rp 7.603 per kg atau turun sebesar Rp 9,56%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor kedelai ke Indonesia mencapai US$ 1,48 miliar pada 2021. Nilai tersebut naik 47,77% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1 miliar.