Nilai Ekspor CPO Naik Tipis di Tengah Penurunan Harga Minyak Sawit

Andi M. Arief
15 September 2023, 13:51
Truk bermuatan kelapa sawit menuju pabrik Permata Bunda di Pematang Panggang, Mesuji, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (17/7/2023). US Department of Agriculture (USDA) memprediksi produksi minyak sawit Indonesia pada 2023-2024 mencapai 46 juta
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/nym.
Truk bermuatan kelapa sawit menuju pabrik Permata Bunda di Pematang Panggang, Mesuji, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (17/7/2023). US Department of Agriculture (USDA) memprediksi produksi minyak sawit Indonesia pada 2023-2024 mencapai 46 juta metrik ton atau naik 3 persen dari periode 2022-2023 yakni sebesar 44,7 juta metrik ton jika tidak ada perubahan cuaca yang ekstrem.

Nilai ekspor CPO pada Agustus 2023 naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya (month to month). Namun demikian, nilai ekspor tersebut turun tajam dibandingkan bulan yang sama tahun lalu (year on year).

Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor CPO Agustus 2023 mencapai US$ 2,4 miliar. Nilai tersebut naik 5,32 persen secara bulanan, namun turun 35,23 persen dibandingkan Agustus 2022 yang mencapai US$ 3,71 miliar.

"Kenaikan nilai ekspor CPO secara bulanan ternyata dikontribusikan oleh peningkatan volume ekspor CPO yang secara month-to-month naik 27,74 ton," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jumat (15/9).

Secara akumulatif, nilai ekspor CPO Januari-Juli 2023 mencapai US$ 16,6 miliar, turun 13,39% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai US$ 18,67 miliar.

Namun demikian, volume ekspor CPO pada Januari-Juli 2023 tumbuh hampir 37% menjadi 18 juta ton dari capaian Januari-Juli 2022 sejumlah 13,19 juta ton.

Penurunan Harga CPO

Adapun, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki mendata harga CPO di pasar global telah susut 16,53% secara tahunan per Agustus 2023 menjadi US$ 962,5 per ton. Pada Agustus 2022, harga CPO menyentuh US$ 1.150.

Ketua Umum Gapki Eddy Martono menyampaikan volume ekspor CPO terjadi peningkatan pada Juli 2023 ke India dan Cina. Namun Eddy mengaku belum memiliki data terbaru terkait performa ekspor CPO hingga Agustus 2023.

Eddy mengatakan, penurunan harga menyebabkan nilai ekspor CPO cenderung rendah meskipun volumenya meningkat. 

"Kalau harga CPO tahun ini secara rata-rata rendah, harga forward di pasar berjangka CPO bisa jadi lebih rendah," ujar Eddy kepada Katadata.co.id.

Sebelumnya, Dia memproyeksikan harga CPO di pasar global akan stabil di kisaran US$ 1.000 per ton hingga akhir 2023. Pasalnya, pasokan minyak nabati lainnya cukup bagus pada tahun ini sehingga tidak mendongkrak permintaan CPO.

Menurutnya, performa minyak nabati selain CPO akan tumbuh lantaran lokasi produksi minyak nabati lainnya cenderung lebih dekat dengan negara importir. Adapun, beberapa negara importir CPO terbesar dunia adalah India, Cina, dan beberapa negara di Eropa.

"Secara logistik karena mereka lebih dekat terhadap negara importir sehingga pengiriman barang lebih cepat dan lebih mudah," kata Eddy.

Nilai ekspor CPO Indonesia mencapai US$29,62 miliar pada 2022. Angka ini naik 3,56% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam sedekade terakhir.

 
 

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...