Luhut Ketua Tim Percepatan PLTN, Ini Proyek Nuklir yang Antre di RI

Tia Dwitiani Komalasari
18 Januari 2024, 10:52
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir, PLTN
123rf.com/Vaclav Volrab
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir, PLTN
Button AI Summarize

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, telah ditunjuk sebagai Ketua Tim percepatan persiapan dan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia. Luhut akan mengawal percepatan pembangunan proyek PLTN di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto, mengatakan pihaknya telah selesai membuat draf penyusunan Nuclear Energy Program Implementing Organization (NEPIO). 

Djoko mengatakan, pembentukan NEPIO merupakan satu dari 19 syarat bagi Indonesia untuk bisa melakukan komersialisasi nuklir sebagaimana rekomendasi International Energy Agency (IEA). 

"Rekomendasi IEA, untuk komersialisasi nuklir kita harus memenuhi 19 persyaratan, 16 (persyaratan) kita sudah (penuhi), 3 lagi salah satunya NEPIO, kemudian dukungan stakeholder dan satu lagi kebijakan pemerintah," ungkapnya dalam konferensi pers capaian sektor ESDM 2023 dan Program Kerja 2024 di Jakarta, Rabu (17/1).

Dewan Energi Nasional (DEN) mengatakan akan ada pembahasan mengenai proposal pembangunan PLTN pada Januari 2023.

Berikut proyek nuklir yang sudah antre di Indonesia:

1. PLTN di Bangka Belitung

Djoko menyampaikan sebetulnya Indonesia sudah memiliki roadmap PLTN dari PT Thorcon Power Indonesia. Dalam peta jalan tersebut, Indonesia akan memiliki PLTN dengan kapasitas 500 megawatt (MW) pada 2032.

Menurut Djoko,  pembangunan PLTN ini Thorcon merupakan pihak yang paling produktif karena biayanya bukan dari APBN melainkan perusahaan.

Realisasinya mereka sudah menyumbangkan Rp 10 miliar untuk laboratoriumnya dengan ITB,” ucapnya.

Djoko mengatakan, PT Thorcon juga sudah menyelesaikan beberapa kajian, mulai dari studi tapak dan studi penerimaan masyarakat di Pulau Kelasa, Bangka Belitung.

2. Small Modular Reaktor Nuklir di Kalimantan Barat

Subholding PT PLN (Persero), PT PLN Indonesia Power (PLN IP) juga berencana akan melakukan studi pengembangan nuclear small modular reactor atau reaktor modular kecil di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat pada 2030. 

Langkah ini dilakukan sebagai upaya mempercepat transisi energi di Indonesia. Dalam studi tersebut, PLN IP bersinergi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PT PLN (Persero), Badan Perdagangan dan Pengembangan AS (USTDA) serta Perusahaan asal Rusia NuScale Power. 

Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta mengatakan PT Indonesia Power  siap membangun PLTN pertama di Indonesia. Adapun prospek lokasi untuk PLTN pertama ini rencananya ada di Kalimantan Barat karena daerah tersebut disebut-sebut kaya akan uranium.  

Selain itu, Korea Hydro and Nuclear Power Co LTD (KHNP) juga telah mengajukan diri untuk bergabung di dalam proyek kerja sama pengembangan PLTN berteknologi Small Modular Reaktor (SMR) berkapasitas 77 megawatt di Kalimantan Barat.  

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bahkan sudah mengunjungi perusahaan tersebut saat lawatannya ke Korea Selatan pada September 2023. 

Komitmen tersebut ditujukan dengan mengirim delegasi Wakil Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Korsel, Jang Young Jin untuk menghadap Menteri ESDM Arifin Tasrif di Kantor Kementerian ESDM pada Mei 2023.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...