Rupiah Diprediksi Menguat, The Fed Diramal Tak Agresif Naikkan Bunga

Abdul Azis Said
27 Oktober 2022, 09:52
Petugas menghitung uang dolar AS dan uang Rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, KCU Melawai, Jakarta, Selasa (16/8/2022).
ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.
Petugas menghitung uang dolar AS dan uang Rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, KCU Melawai, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 14 poin ke level Rp 15.549 per dolar AS. Penguatan rupiah didorong ekspektasi bahwa The Fed akan mengurangi agresifitasnya dalam menaikkan suku bunga hingga akhir tahun nanti.

Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik melemah dari pembukaan ke arah Rp 15.568 pada pukul 09.15 WIB. Ini bahkan lebih lemah dibandingkan penutupan kemarin di Rp 15.563 per dollar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,14%, dolar Singapura 0,04%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Taiwan 0,25%, won Korea Selatan 0,63%, peso FIlipina 0,15%, ringgit Malaysia 0,19% dan baht Thailand 0,08%. Sebaliknya, rupee India melemah 0,05% dan yuan Cina 0,21%.

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah akan menguat hari ini seiring berkembangnya ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS, The Fed, akan mulai dovish. Rupiah diperkirakan menguat ke arah Rp 15.550, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.600 per dolar AS.

Ariston mengatakan, pasar kini mulai melihat ada peluang The Fed tidak akan terlalu agresif menaikkan suku bunga pada Desember mendatang. Meski demikian, mayoritas pelaku pasar masih melihat kenaikan 75 bps akan kembali dilakukan pada pertemuan pekan depan.

Ekspektasi ini diperkuat oleh rilis data penjualan rumah baru di AS pada bulan lalu turun. Hal ini mengindikasikan bahwa dampak pengetatan moneter telah mendorong lesunya permintaan untuk properti.

 "Ekspektasi ini mendorong pasar melepas aset dolar dan masuk lagi ke aset berisiko termasuk rupiah dan bisa mendorong penguatan nilai tukar rupiah lagi hari ini terhadap dolar AS," kata Ariston dalam risetnya, Kamis (27/10).

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...