Video selanjutnya
Tantangan Indonesia Mengejar Pertumbuhan di Tengah Perlambatan Global
Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,17 persen pada 2018, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Bahkan termasuk tiga besar negara dengan pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan negara-negara G-20. Namun ada sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik dari luar maupun dalam negeri.
(Baca: Ekonomi Tumbuh, tapi di Bawah Target)
Dari sisi eksternal, Dana Moneter Internasional (IMF) baru saja menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2019 dari 3,5 persen menjadi 3,3 persen. Penurunan tersebut disebabkan belum adanya titik temu kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Selain itu, Uni Eropa juga tengah mengalami perlambatan ekonomi.
(Baca: Indeks Pembangunan Manusia 2018 Meleset dari Target Pemerintah)
Situasi eksternal ini dapat mempengaruhi kinerja perekonomian dalam negeri, mengingat ketiganya merupakan pasar terbesar produk dagang Indonesia. Kondisi ini ditambah kenaikan suku bunga the Fed yang ikut meningkatkan risiko di pasar keuangan domestik, terutama dari suku bunga pinjaman.
Dari sisi internal, faktor yang perlu diwaspadai adalah defisit neraca transaksi berjalan. Pada 2018, defisit mencapai US$ 31,1 miliar atau sekitar 2,98 persen terhadap PDB. Defisit terutama akibat melemahnya kinerja perdagangan yang pada tahun lalu mengalami defisit hingga US$ 8,6 miliar.
(Baca: Ekonom: Debat Pilpres Terakhir Penuh Retorika, Tak Ada Terobosan)
Namun di luar faktor-faktor tersebut, Indonesia masih berpotensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Terutama jika mampu menjaga daya beli masyarakat, seperti terlihat dari inflasi yang stabil. Di samping juga meningkatkan investasi terutama di sektor manufaktur yang menyerap banyak tenaga kerja.