Investasi Energi Anjlok 26% di 2020, Target Tahun Ini Dipatok Tinggi

Image title
7 Januari 2021, 16:57
investasi energi, ESDM, Arifin tasrif
ANTARA FOTO/Didik Setiawan/wpa/hp.
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/5/2020).

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM mencatatkan realisasi investasi bidang energi pada 2020 sebesar US$ 24,4 miliar atau sekitar Rp 340,14 triliun. Nilai investasi itu anjlok 26,5% atau berkurang sekitar US$ 8,8 miliar (sekitar Rp 122,8 triliun) dibandingkan realisasi 2019 yang mencapai US$ 33,2 miliar (sekitar Rp 463,37 triliun).

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pandemi Covid-19 telah membuat realisasi investasi bidang energi menurun. Ia mengharapkan pandemi virus corona di tahun ini dapat terkendali dan investasi di ESDM kembali menggeliat.

Pada 2020, realisasi investasi tersebut berasal dari sektor minyak dan gas bumi (migas) sebesar US$ 12,1 miliar atau Rp 168,19 triliun. Disusul sub sektor ketenagalistrikan sebesar US$ 7 miliar atau Rp 97,3 triliun, minerba US$ 3,9 miliar atau Rp 54,21 triliun dan EBTKE sebesar US$ 1,4 miliar atau Rp 19,46 triliun.

Target investasi sektor ESDM tahun ini mencapai US$ 36,4 miliar atau Rp 505,40 triliun atau lebih tinggi 1,3% dari yang dipatok pada 2020 sebesar US$ 35,9 miliar (sekitar Rp 500,6 triliun). Perincian target 2021 yakni sub sektor migas sebesar US$ 17,6 miliar atau Rp 244,64 triliun, ketenagalistrikan sebesar US$ 9,9 miliar Rp 137,61 triliun, minerba US$ 6,0 miliar atau Rp 83,40 triliun, EBTKE US$ 2,9 miliar atau Rp 40,31 triliun.

Arifin berharap program vaksinasi di tahun ini berjalan lancar sehingga target investasi yang sudah dicanangkan dapat tercapai. "Sehingga ketergantungan kita terhadap importasi dan investasi tidak terganggu," kata dia dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (7/1).



Adapun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM tahun 2020 mencatatkan realisasi (sementara) 120% dari target. Pada APBN-P 2020, PNBP sektor ESDM ditargetkan sebesar Rp 90,7 triliun, sementara realisasinya sebesar Rp 108,7 triliun.

Realisasi PNBP tersebut terdiri dari PNBP Migas sebesar Rp 69,7 triliun (131%), Mineral dan Batubara sebesar Rp 34,6 triliun (110%), EBTKE sebesar Rp 2 triliun (154%) dan penerimaan lainnya sebesar Rp 2,4 triliun (51%). Penerimaan lainnya tersebut terdiri dari iuran badan usaha hilir migas, DMO Migas, penjualan data, jasa sewa, penerimaan BLU, dan lainnya.

Selain itu, Arifin juga memaparkan capaian dan program masing-masing sub sektor sebagai berikut. Di sektor migas, hingga akhir 2020, program BBM Satu Harga telah menjangkau 253 lokasi, atau bertambah 83 lembaga penyalur pada 2020.

Kementerian ESDM akan menambah 76 lembaga penyalur di tahun 2021 dan ditargetkan terbangun total 500 lembaga penyalur pada 2024. Kemudian untuk infrastruktur jaringan gas kota, di 2020 telah terbangun 135.286 Sambungan Rumah (SR) di 23 kabupaten/kota, dan pada tahun 2021 ditargetkan akan ada tambahan sebanyak 120.776 SR.

Di sisi hulu, realisasi Lifting Migas pada 2020 mencapai 1.682 mboepd atau sebesar 99,1% dari target APBN-P 2020, terdiri dari lifting minyak 707 mbopd atau 100,1% dari target (705 mbopd).

Adapun realisasi lifting gas sebesar 975 mboepd atau 98% dari target (992 mboepd). Sedangkan target lifting migas tahun 2021 sesuai APBN ditetapkan sebesar 1.712 mboepd, terdiri atas lifting minyak sebesar 705 mbopd dan lifting gas 1.007 mboepd.



Untuk sektor kelistrikan, realisasi rasio elektrifikasi tahun 2020 sebesar 99,20% atau meningkat 14,85% dalam 6 tahun terakhir (tahun 2014 sebesar 84,35%). Rasio elektrifikasi ditargetkan mencapai 99,9% pada 2021.

Kementerian ESDM juga telah menggelar Public Launching Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) pada tanggal 17 Desember 2020 sebagai implementasi Perpres No. 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program KBLBB untuk transportasi jalan.

Berikutnya untuk EBT, realisasi kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) hingga 2020 mencapai 10.467 MW. Tambahan pembangkit EBT diantaranya dari PLTA Poso sebesar 66 MW, PLTBm Merauke sebesar 3,5 MW, PLTM Sion sebesar 12,1 MW dan PLTS Atap sebesar 13,4 MW. Untuk tahun 2021, ditargetkan kapasitas pembangkit EBT meningkat menjadi 12.009 MW.

Pada 17 Desember 2020 telah dilakukan Project Kick Off Ceremony PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas sebesar 145 MW yang merupakan PLTS terbesar di ASEAN kerjasama Indonesia dengan Persatuan Emirat Arab.

Program mandatori biodiesel juga terus ditingkatkan. Melalui implementasi B30 sejak Januari 2020, realisasi pemanfaatan biodiesel sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar 8,46 juta Kilo Liter. Capaian tersebut menghasilkan penghematan devisa sebesar Rp 38,31 triliun (USD2,66 miliar). Pada tahun 2021, pemanfaatan biodiesel ditargetkan mencapai 9,2 juta KL.

Kemudian, untuk sektor minerba, telah diterbitkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (berlaku efektif 10 Juni 2020). Undang-undang tersebut diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan kegiatan di sektor pertambangan.

Sedangkan di sektor kegeologian, telah dibangun sebanyak 560 titik sumur bor air tanah. Sehingga sampai saat ini sumur bor yang telah dibangun sebanyak 3.408 titik, yang membantu masyarakat di daerah sulit air.

Terkait bencana geologi, Kementerian ESDM terus membuat mitigasi melalui sistem peringatan dini, tanggap darurat, penyelidikan, pemetaan, dan sosialisasi. Sepanjang 2020, tercatat adanya erupsi eksplosif pada sembilan gunung api, hembusan awan panas pada tiga gunung api, dan guguran lava di 6 gunung api.Selain itu terjadi pula gerakan tanah sebanyak 2.099 kejadian dengan sekitar 73% terjadi di Pulau Jawa dan enam lokasi mengalami rusak parah.

Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...