Harga Minyak Melonjak Efek Perang, Ini Dampaknya ke Pembangkit PLN
PT PLN menyatakan pasokan energi untuk kebutuhan sejumlah pembangkit listrik saat ini masih mencukupi. Pasokan energi menjadi perhatian dunia sejak beberapa harga komoditas seperti minyak, gas dan batu bara melonjak akibat perang Rusia-Ukraina.
EVP Batu bara PT PLN, Sapto Aji Nugroho menjelaskan porsi penggunaan bahan bakar untuk sejumlah pembangkit listrik PLN sejauh ini didominasi oleh batu bara dan gas bumi. Sehingga, kenaikan harga minyak dunia belum memberikan dampak signifikan bagi keberlangsungan operasional pembangkit listrik perusahaan.
Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk kebutuhan pembangkit listrik perusahaan setrum tergolong kecil. Secara persentase, perananan BBM hanya sekitar 3,6% dari total konsumsi energi yang dikelola PLN.
"Dari sudut PLN, energy mix penggunaan dari BBM ini hanya 3,6% dari total energi yang dikelola PLN, boleh dikatakan dampak dari fluktuasi BBM tak berpengaruh besar," ujar Sapto dalam webinar Energy Corner, Senin (7/3).
Selain itu, Sapto memastikan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik PLN juga tidak akan melonjak seiring dengan adanya kenaikan harga komoditas di sektor energi. Pasalnya, harga energi untuk kebutuhan PLN sudah diatur pemerintah.
Untuk batu bara misalnya, pemerintah sudah mematoknya dengan harga maksimal US$ 70 per ton melalui kebijakan domestic market obligation alias DMO. Sementara, untuk gas bumi, pemerintah menetapkan dengan harga maksimal US$ 6 per MMBTU.
"Kami juga sudah buat kontrak sejak awal tahun sebelum 2022. Kami sudah buat kontrak baik itu batu bara, gas, BBM melalui kerja sama dengan Pertamina. Khusus batu bara kita sudah membuat kontrak melebihi dari kebutuhan," katanya.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto mengatakan PLN telah memperbaiki kontrak pengadaaan energi dalam mengantisipasi kelangkaan di masa mendatang. Bahkan untuk tahun ini saja, PLN telah mengamankan sebanyak 45 kargo Liquefied Natural Gas (LNG) untuk kebutuhan pembangkit listrik.
"Sehingga ini menjadi cukup baik daripada ketahanan ketersedian batu bara maupun gas, dan harganya sudah disampaikan yang ditetapkan pemerintah US$ 6 per MMBTU jadi ini cukup baik," katanya.
Sejak meletus perang Rusia-Ukraina, harga minyak mentah dunia terus naik. Pada Sabtu, 5 Maret 2022, minyak Brent ditransaksikan seharga US$ 118,03 per barel, naik enam% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Berikut grafik Databoks: