Beda dengan Kemendag, Pedagang Pasar Sebut Minyak Goreng Curah Langka
Kementerian Perdagangan mengklaim telah telah menyalurkan 415,78 ton minyak goreng (migor) dari pasokan kewajiban pasar domestik (Domestic Market Obligation/DMO) ke pasar tradisional melalui holding BUMN pangan. Namun, Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyebut minyak goreng langka di pasar tradisional.
Ketua Umum APPSI Sudaryono menyebutkan anggota APPSI tersebar di 16.000 pasar yang menampung 16 juta pedagang pasar. Dia mencatat hanya sekitar 1.600 pasar yang menerima pasokan minyak goreng dari holding BUMN pangan.
APPSI mencatat distribusi minyak goreng yang masih terbatas di beberapa wilayah. Misalnya, jumlah distribusi minyak goreng DMO di Jawa Barat mencapai 73,63 juta liter. Adapun di Kota Bekasi realisasi distribusi migor sebanyak 30,1 juta liter atau 40,88% dari total distribusi di Jawa Barat.
Ketua APPSI Jawa Barat Nang Sudrajat mengatakan baru dua kota/kabupaten yang menerima minyak goreng pemerintah dari 37 kabupaten/kota di Jawa Barat, yakni Sukabumi dan Kota Bandung. Sukabumi baru dikirimkan satu tangki minggu lalu, sedangkan Kota Bandung baru dua tangki dalam dua minggu terakhir.
Sudrajat menghitung migor pemerintah yang mengalir di Kota Bandung baru mencapai sekitar 12 ribu ton. Volume ini dinilai jauh dari ideal, lantaran pengiriman tangki terakhir ludes dalam satu hari.
Sudrajat mengatakan saat ini ketersediaan minyak goreng di Jawa Barat masih minim. Sudrajat menilai data yang dihimpun Kemendag tidak mencerminkan kondisi riil di lapangan.
"Kalau (migor pemerintah) paling banyak (dialirkan) ke Jawa Barat, pihak mana yang menyalurkan? Artinya, (seharusnya) ada 2,7 juta liter lebih (migor) per kabupaten/kota dan saya yakin sudah bisa menutup kekurangan di masyarakat (kalau itu terjadi)," kata Sudrajat.
Sekretaris Jenderal APPSI M. Mujiburrohman mengatakan kebutuhan harian migor di Jakarta mencapai 153 ton. Adapun, Kemendag mendata total migor pemerintah yang telah dialirkan pada 14 Februari-8 Maret 2022 mencapai 57,8 juta liter atau sekitar 50 ribu ton.
Akan tetapi, Mujiburrohman mengatakan masih ada sebagian pasar tradisional di Ibu Kota yang tidak memiliki migor sama sekali sejak Januari 2022, khususnya pasar kecil. Mujiburrohman menilai kunjungan pasar yang dilakukan Menteri Perdagangan di beberapa pasar di Jakarta tidak menggambarkan kondisi riil.
"Contoh, di Pasar Kramat Jati. Begitu menteri mau turun (kunjungan), malamnya (sebelum kunjungan) datang (tangki migor). Jadi, ya sudah lebih ke politis, tidak lagi mengamankan atau melancarkan distribusi (migor)," kata Mujiburrohman.
Kemendag menyebutkan menyalurkan 415,78 ribu ton atau 519,73 juta liter migor dari 38 produsen migor ke pasar. Jumlah ini setara 72,45% dari DMO yang disimpan pemerintah. Adapun, konsumsi migor nasional per bulan hanya mencapai 327,32 ribu ton.
Kemendag mencatat empat produsen migor telah menyalurkan 268,37 juta ton atau 51,63% dari total DMO. Keempat produsen tersebut adalah Wilmar Group (99,26 juta liter), PT Musim Mas (65,32 juta liter), PT Smart Tbk (55,18 juta liter), dan Asian Agri (48,59 juta liter).
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia pada 2021 sebesar 46,88 juta ton atau turun 0,31% dari capaian 2020 yang sebesar 47,03 juta ton. Berikut grafik Databoks: