Kadin Dukung Kebijakan Harga Minyak Goreng Dilepas ke Mekanisme Pasar
Pemerintah memutuskan akan memberikan subsidi harga minyak goreng curah Rp 14 ribu per liter, dan membiarkan minyak goreng kemasan lain mengikuti harga pasar internasional. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai kebijakan tersebut dapat mengatasi isu kelangkaan minyak goreng.
"Kami sudah mengusulkan (agar) harga (migor) dilepas saja, sehingga tidak ada pemain yang menimbun (migor) lagi. Kalau banyak orang panik (beli migor karena ketersediaan sedikit) dan menimbun, itu yang jadi masalah," kata Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Fiskal dan Publik Kadin Indonesia Suryadi Sasmita dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/7).
Kadin juga mengusulkan agar pemerintah menambah anggaran bantuan tunai langsung (BLT) kepada masyarakat rentan. Tujuannya agar masyarakat di bawah garis kemiskinan atau di sekitar garis kemiskinan dapat tetap membeli minyak goreng yang akan melambung karena mekanisme pasar.
Sore ini, pemerintah mengumumkan menerapkan skema mensubsidi minyak sawit goreng curah dengan harga Rp 14 ribu per liter. Adapun minyak goreng dalam kemasan lain tak akan disubsidi atau dibiarkan mengikuti mekanisme pasar.
Kebijakan ini diputuskan dalam rapat terbatas mengenai kenaikan harga minyak goreng. "Pemerintah akan mensubsidi harga minyak kelapa sawit curah sebesar Rp 14 ribu per liter," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai menghadiri rapat di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (15/3).
Subsidi akan menggunakan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Keputusan ini ditetapkan setelah distribusi minyak goreng hasil domestic market obligation atau DMO CPO tak berjalan sesuai harapan.
Adapun harga minyak goreng kemasan lain diharapkan dapat mengikuti harga pasar internasional. "Kami tentu berharap dengan nilai keekonomian tersebut, minyak sawit akan tersedia di pasar modern maupun di pasar tradisional," ujar Airlangga.
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan tantangan migor di dalam negeri berakar dari perang Rusia-Ukraina. Perang menyebabkan pasokan minyak bunga matahari dari Ukraina ke pasar internasional terganggu. Selama ini Ukraina merupakan pemasok minyak bunga matahari yang terbesar dunia.
Adapun minyak sawit berkontribusi hingga 60% dari total pasokan minyak nabati di pasar internasional. Indonesia memasok lebih dari 50% minyak sawit di pasar internasional.
Arsjad menilai pemerintah harus melakukan penyesuaian pasar akibat dari distrupsi ketersediaan migor di pasar. Adapun, Arsjad menekankan tidak ada pengusaha minyak sawit yang bermain dalam ketersediaan migor di pasar.
Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan rata-rata indeks harga minyak sayur atau minyak nabati (vegetable oil) dunia mencapai 201,7 poin pada Februari 2022. Berikut grafik Databoks: