Jokowi Murka Para Menteri Belanja Impor, Sindir Menkes dan Mentan

Rizky Alika
25 Maret 2022, 12:12
Jokowi, impor, reshuffle
Antara
Presiden Jokowi saat berbelanja di Pasar Penfui, Kupang, NTT, Kamis (24/3).

Presiden Joko Widodo murka lantaran instansi pemerintah masih membelanjakan anggaran untuk produk impor. Padahal, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam negeri masih bisa memproduksi barang yang dibutuhkan para instansi.

"Bodoh banget kita ini," kata Jokowi dalam Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3).

Ia pun menyinggung sejumlah produk yang masih diimpor oleh instansi, salah satunya CCTV. "Apa-apaan ini. Dipikir kita bukan negara yang maju, membuat CCTV saja beli impor," ujar dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyindir Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang masih mengimpor tempat tidur rumah sakit hingga alat kesehatan. Padahal, produksi tempat tidur rumah sakit telah tersedia di Yogyakarta, Bekasi, dan Tangerang.

Selanjutnya, Kepala Negara juga menyinggung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mengimpor alat mesin pertanian."Menteri Pertanian. Traktor bukan high tech saja impor. Jengkel saya," geram Jokowi.

Kemudian, pensil, kertas, buku tulis, kursi, dan laptop juga masih menggunakan produk luar negeri. Demikian pula dengan sepatu dan seragam tentara maupun polisi yang dibeli dari negara lain.

Presiden pun mengancam akan memberikan sanksi kepada pemerintah daerah yang masih mengimpor barang. Ia meminta Menteri Keuangan untuk memotong Dana Alokasi Khusus (DAK) serta menahan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk daerah yang belum membelanjakan anggaran untuk produk lokal.

Selanjutnya, Kepala Negara meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengganti direktur utama yang masih mengimpor.

Demikian pula dengan kementerian. Jokowi akan mengocok ulang menteri apabila masih mengimpor. "Kementerian, sama saja tapi itu bagian saya itu. Reshuffle," ujar Presiden.

Jokowi mengatakan, importasi barang berarti memberi pekerjaan untuk negara lain. Tak hanya itu, impor produk juga menciptakan arus modal keluar negeri.

Sementara dengan belanja produk dalam negeri, pengusaha UMKM akan semakin berkembang. Selain itu, lapangan pekerjaan akan semakin bertambah serta membuka pintu investasi. "Jadi, kembali manfaatkan e-catalog dan katalog lokal segera," katanya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor barang konsumsi mengalami penurunan menjadi US$ 1,2 miliar pada Februari 2022. Nilai tersebut turun 3,06% secara tahunan, yang sebelumnya berjumlah US$ 1,24 miliar pada Februari 2021.

Penurunan juga terjadi secara bulanan sebesar 23,85% dibanding nilai impor Januari 2022 yang berjumlah US$1,58 miliar. Di sisi lain, nilai impor bahan baku dan penolong naik 29,98% secara tahunan, dari US$9,87 miliar pada Februari 2021 menjadi US$12,83 miliar pada Februari 2022.

Sementara jika dilihat secara bulanan, jumlahnya turun 7,22% dari US$13,83 miliar pada Januari 2022. Nilai impor barang modal juga naik 20,98% secara tahunan, dari US$2,15 miliar pada Februari 2021 menjadi sebesar US$2,6 miliar pada Februari 2022. Sedangkan secara bulanan angkanya turun 7,03% dari US$2,8 miliar pada Januari 2022. 

Reporter: Rizky Alika
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...