Amerika Serikat Bakal Resesi, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?

Abdul Azis Said
20 Juni 2022, 16:46
resesi, amerika, indonesia
123RF.com/alphaspirit
Ilustrasi resesi ekonomi.

Amerika Serikat (AS) diramal akan jatuh ke jurang resesi pada tahun depan seiring tekanan inflasi yang memaksa kenaikan bunga acuan The Fed. Bila Amerika yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar dunia mengalami resesi, maka dampaknya akan dirasakan  Indonesia, mulai dari pasar keuangan hingga perdagangan.

Survei Financial Times menyebut, hampir 70% dari 49 ekonom akademisi yang menyebut resesi ekonomi AS akan terjadi pada tahun depan. Bank of America (BofA) Securities juga memperkirakan hal serupa.

Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Teuku Riefky,  mengatakan tekanan inflasi yang kini mencapai rekor tertingginya dalam 40 tahun di AS memaksa Bank Sentral AS, The Fed, agresif mengerek bunga acuannya. Sayangnya, langkah The Fed tersebut melukai perekonomian yang berujung pada kemungkinan resesi ekonomi.

Resesi ini tergambarkan dari perekonomian yang turun selama dua kuartal beruntun. "Jadi, aktivitas ekonominya dalam tanda kutip dibuat resesi dulu biar inflasinya agak turun dan tidak terlalu panas," kata Riefky kepada Katadata.co.id, Senin (20/6).

Berikut dampak resesi Amerika terhadap perekonomian Indonesia:

1. Arus Modal Asing Keluar

Riefky menyebut dampak resesi Amerika terhadap Indonesa akan terasa selama proses The Fed meredam inflasi dengan menaikkan bunga. Artinya pengaruhnya mulai dirasakan selama proses AS menuju resesi.

Saat bunga acuan dikerek naik, maka pasar keuangan menghadapi tekanan berupa arus modal keluar. Hal ini sudah terlihat terutama dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang mencatat arus modal keluar secara year-to-date (ytd) Rp 96,49 triliun.

2. Rupiah Makin Melemah

Keluarnya modal asing tersebut turut menyeret nilai tukar rupiah makin melemah. Kurs garuda ditutup di level Rp 14.836 per dolar AS sore ini, atau melemah 4% secara tahun kalender. Depresiasi nilai tukar ini akan berpengaruh terhadap makin mahalnya bahan baku yang diimpor oleh produsen dan industri di dalam negeri.

Berdasarkan investing.com, nilai tukar rupiah di pasar spot terus tertekan 1,94% dalam sepekan. Adapun selama 30 hari terakhir, nilai tukar rupiah di pasar spot telah tertekan 1,25%. Sedangkan untuk setahun terakhir, nilai tukar rupiah di pasar spot pernah mencetak titik tertinggi Rp 14.823 per dolar AS.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...