Cacar Monyet Sudah Masuk Singapura, IDI Minta Waspadai Gejalanya

Rizky Alika
27 Juli 2022, 16:26
cacar monyet
ANTARA FOTO/REUTERS/Brian W.J. Mahy/CDC/Handout /RWA/dj
Telapak tangan pasien kasus cacar monyet dari Lodja, sebuah kota berlokasi di dalam Zona Kesehatan Katako-Kombe, terlihat selama penyelidikan kesehatan di Republik Demokratik Kongo pada 1997.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO baru saja menetapkan status darurat untuk kasus cacar monyet yang telah menyebar di 75 negara. Meski belum terdeteksi di Indonesia, cacar monyet perlu iwaspadai karena sudah ditemukan di negara tetangga, Singapura.

Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Agus Dwi Susanto pun meminta tenaga kesehatan untuk mewaspadai gejala cacar monyet. "Kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa atau outbreak menjadi modal utama dalam aspek pencegahan," kata Agus, seperti dikutip dari keterangan pers, Rabu (27/7).

Menurutnya, kunci pencegahan yang paling efektif ialah menghindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi cacar monyet. Selain itu, pencegahan diiringi dengan upaya surveilans dan deteksi dini kasus aktif guna melakukan karantina.

Ia juga meminta tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat yang menemukan gejala cacar monyet untuk melakukan tindak lanjut dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Tes itu dilakukan melalui metode pemeriksaan virus cacar monyet dengan mendeteksi DNA virus.

Kemudian, tenaga kesehatan perlu segera melaporkan ke Dinas Kesehatan setempat agar segera dilakukan surveilans dan tindakan lebih lanjut lainnya.

Sementara, Pengurus pusat Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Penyakit Infeksi Indonesia Adityo Susilo mengatakan belum ada pengobatan spesifik untuk infeksi cacar monyet. Namun, vaksinasi cacar yang disebabkan oleh virus Variola dapat memberikan efektivitas proteksi sebesar 85 persen untuk mencegah infeksi cacar monyet.

Adityo pun meminta masyarakat waspada terhadap kemungkinan masuknya cacar monyet di Indonesia. Apalagi, virus tersebut sudah ditemukan di beberapa negara ASEAN.  Singapura telah melaporkan sembilan kasus konfirmasi dan Thailand melaporkan satu kasus konfirmasi.

Adapun, risiko cacar monyet lebih tinggi pada kelompok anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang dengan imunitas rendah.

Namun, ia optimistis dunia akan mampu menyikapi penyebaran cacar monyet dengan cepat. "Dengan berkaca kepada pandemi Covid-19 yang telah melanda, kita harus selalu optimis," ujar dia.

Sebelumnya, cacar monyet menjadi perhatian kesehatan masyarakat global karena dilaporkan dari negara non endemis. Sejak 13 Mei 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerima laporan kasus cacar monyet yang berasal dari negara non endemis dan telah meluas ke 75 negara.

Hingga 25 Juli 2022, terdapat 18.905 kasus konfirmasi cacar monyet di seluruh dunia dengan 17.852 kasus terjadi di negara tanpa riwayat kasus konfirmasi sebelumnya. Amerika Serikat melaporkan kasus cacar monyet sebesar 3,846 kasus.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...