Tambah Rute Luar Negeri, Bandara Kualanamu Siap Jadi Hub Internasional

Dzulfiqar Fathur Rahman
20 September 2022, 13:00
Kualanamu, bandara
ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/hp.
Penumpang berjalan di area terminal keberangkatan Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (24/3/2022).

Pengelola Bandar Udara Internasional Kualanamu (KNIA) di Deli Serdang, Sumatera Utara, menargetkan bandara ini sebagai pusat penerbangan atau hub internasional bagi kawasan Indonesia bagian barat. Pengelola bandara, PT Angkasa Pura Aviasi berencana menambahkan tujuan baru di kawasan Asia Tenggara dalam lima tahun ke depan.

Bandara Kualanamu juga bakal membangun konektivitas ke tujuan-tujuan di Asia Selatan, terutama kota-kota di India. Saat ini, bandara yang juga disebut KNO ini melayani lima rute internasional pergi pulang, yaitu Kulanamu-Kuala Lumpur, Kulanamu-Penang, Kualanamu-Singapura, Kualanamu-Madinah, dan Kualanamu-Bangkok.

GMR Airports Consortium yang memiliki porsi 49% saham Angkasa Pura Aviasi bakal memberikan pengalaman mereka dalam mengembangkan bandara internasional. “Kami dapat (berbagi keahlian) dari GMR. (keahlian) India di bidang (teknologi informasi) sangat bagus. Juga terkait (pengalaman komersial) yang akan kami bangun di Kualanamu,” kata CEO PT Angkasa Pura Aviasi, Achmad Rifai, pada seminar nasional di Medan, Sumatera Utara, pada Selasa (20/9).

GMR Group mengelola setidaknya delapan bandara internasional di dua benua. Salah satunya adalah Bandar Udara Internasional Mactan-Cebu, yang merupakan bandara tersibuk kedua di Filipina. Porsi penumpang penerbangan internasional di bandara tersebut naik ke 33,85% pada 2019 dari 25% pada 2014—kira-kira lima tahun sejak perusahaan India itu mulai mengelola.

GMR Airports Consortium merupakan patungan antara GMR Group dari India dan Aéroports de Paris Group (ADP) dari Prancis. GMR Airports Consortium memenangkan tender mengelola Kualanamu bersama PT Angkasa Pura II (51% saham) selama 25 tahun dengan skema kemitraan. Pengelolaan bandara dengan skema kemitraan ini senilai Rp 84 triliun. 

Sebagai hub penerbangan internasional, Angkasa Pura Aviasi memproyeksikan porsi penumpang penerbangan internasional bakal meningkat menjadi 32% pada 2030 dari porsi 18% pada 2023.

Rencana pengembangan hub internasional ini di tengah dominasi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Banten dan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali dalam melayani penumpang penerbangan internasional di Indonesia.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...