Proyeksi Energi Terbarukan pada 2060 Didominasi PLTS

Image title
18 November 2021, 20:20
PLTS, EBT, listrik
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.
Petugas merawat panel surya yang terpasang di atap Gedung Direktorat Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (EDSM), Jakarta, Senin (24/5/2021).

Kementerian ESDM merencanakan kapasitas dari pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia pada 2060 mendatang sebesar 617 gigawatt (GW). Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) akan mendominasi dengan kapasitas sebesar 398 GW.

Kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Angin PLTA sebesar 77 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 37 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) 35 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBio) 36 GW, Pembangkit LIstrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 18 GW, dan Pembangkit Listrik Tenaga arus laut sebesar 16 GW.

Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Harris, mengatakan keseluruhan dari pembangkit EBT tersebut nantinya akan memenuhi kebutuhan permintaan listrik pada 2060. Yang jelas, di dalam komposisi bauran energi pembangkitan tersebut, batu bara sudah tidak ada.

"Inilah rencana penyediaan tenaga listrik kita sampai 2060 dengan zero energy fosil. Termasuk di situ PLT gas juga tidak ada," kata Harris dalam Oil & Gas Tech Talk with ASPERMIGAS, Kamis (18/11).

Harris menyebutkan prinsip dari net zero emission sendiri antara lain yakni peningkatan pemanfaatan EBT secara maksimal. Kemudian pengurangan energi fosil melalui carbon tax and trading, Co-firing PLTU dengan EBT, dan pensiun dini PLTU.

Berikutnya, penggunaan kendaraan listrik di sektor transportasi. Peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga serta industri, dan pemanfaatan teknologi penangkapan karbon (CCUS).

Untuk dapat mencapai netral karbon pada 2060 mendatang, pemerintah sendiri telah menyiapkan peta jalan yang dimulai dari 2021 hingga 2060. Pada 2026-2030 misalnya, penggunaan kendaraan listrik untuk roda empat ditargetkan dapat mencapai 2 juta unit, sedangkan roda dua mencapai 12 juta unit.

Adapun dalam kurun waktu 2051-2060, pemerintah akan mulai menggenjot pemanfaatan sumber energi lainnya, salah satunya adalah hidrogen. Setelah itu, pada 2054 diperkirakan masih akan ada sisa PLTGU yang beroperasi kurang dari 1 GW.

Sedangkan pada 2057, PLTU yang beroperasi akan kurang dari 1 GW. Baru pada 2060 EBT akan mencapai 100% didominasi dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...