Tiga Hari di Zona Merah, IHSG Berpotensi Naik Terkerek Efek The Fed

Image title
18 Maret 2021, 09:55
The Fed, IHSG,
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Karyawan memegang kacamata miliknya saat mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (11/2/2021).

Sudah tiga hari berturut-turut, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun dengan akumulasi 1,27% menyentuh level 6.277 pada Rabu (17/3). IHSG pada Kamis (18/3) berpotensi menguat seiring penguatan bursa-bursa Asia dan global yang terpengaruh keputusan The Federal Reserve yang tak akan mengubah kebijakan moneter dan suku bunga, meski perekonomian Amerika Serikat membaik dan inflasi meningkat.

Keputusan The Fed ini membuat S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi dan Dow Jones Industrial Average ditutup di atas 33.000 poin untuk pertama kalinya pada Rabu (17/3).

Pada pembukaan perdagangan hari ini, bursa di Asia menguat seperti indeks berjangka Nikkei 225 Jepang naik 0,12%  dan indeks berjangka Hang Seng Hong Kong naik 0,68%. Namun, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,10 persen pada awal perdagangan, sementara indeks berjangka E-mini untuk S&P 500 naik 0,08%.

The Fed memproyeksikan ekonomi AS akan tumbuh 6,5% tahun ini - pertumbuhan PDB tahunan terbesar sejak 1984 - sebagian berkat stimulus fiskal federal yang besar dan optimisme seputar keberhasilan vaksin virus corona. Sedangkan inflasi diperkirakan akan mencapai 2,4% tahun ini, di atas target bank sentral 2%.

Ketua The Fed Jerome Powell menyebut akan akan mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol.

Analis menjelaskan alasan di balik keputusan The Fed. "Jika Fed tidak akan melakukan pengetatan, itu sangat bullish untuk aset-aset berisiko," kata Teresa Kong, kepala pendapatan tetap dan manajer portofolio di Matthews Asia.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya melihat adanya potensi IHSG hari ini bergerak menguat, meski terbatas. Rentang pergerakan IHSG hari ini diprediksi ada di antara level 6.260 dan 6.389.

Menurutnya, pola gerak IHSG hingga saat ini masih menunjukkan betah berada dalam rentang konsolidasi wajar. Sedangkan jelang rilis tingkat suku bunga acuan pada hari ini yang disinyalir tidak akan mengalami perubahan akan turut memberikan sentimen terhadap pola gerak IHSG.

"Namun selama support level dapat dipertahankan dengan kuat maka IHSG masih berpeluang untuk melanjutkan pola uptrend jangka pendeknya. Hari ini IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas," kata William.



Saham-saham yang bisa menjadi perhatian oleh investor pada perdagangan hari ini, di antaranya PT Astra International, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Wijaya Karya tbk (WIKA).

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan IHSG hari ini berpotensi melemah dengan area support di level 6.256 dan 6.235. Sedangkan, area resistance ada di rentang level 6.341 dan 6.309.

Dennies mengatakan, ada beberapa saham yang direkomendasikan untuk beli karena indikator teknikal menunjukkan sinyal beli dengan sentimen netral atau positif. Yaitu, PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG hari ini masih berpotensi tertekan. Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...