Pejabat Kementerian Perhubungan Diangkat Jadi Komisaris Wika Beton
Pemerintah melalui PT Wijaya Karya Tbk mengangkat Harno Trimadi sebagai Komisaris PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) baru. Pengangkatan tersebut diputuskan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar Rabu (6/10).
RUPSLB Wika Beton menyetujui mata acara tunggal untuk pengisian jabatan lowong pada posisi komisaris yang sebelumnya dijabat Heru Wisnu Wibowo yang meninggal dunia.
Harno Trimadi saat ini menjabat juga sebagai Direktur Prasarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sejak tahun ini. Ia mengawali karir sebagai Staf Seksi Jaringan Transportasi Kota Direktorat Bina Sarana Transportasi Perkotaan pada 1998.
Karir lulusan Pascasarjana Institut Teknologi Bandung Jurusan Transportasi ini terus menanjak. Sebelum menjadi Direktur Prasarana Perkeretaapian, Harno menjabat sebagai Kepala Biro Layanan Pengadaan dan Pengelolaan Barang Milik Negara (LPPBMN) Kemenhub pada 2019.
Berdasarkan siaran pers, RUPSLB yang dimulai pukul 14.32 WIB tersebut dihadiri sebanyak 5.983.647.249 saham atau mewakili 68,65% dari 8.715.466.600 saham yang telah diterbitkan Perseroan. RUPSLB ini mengagendakan mata acara tunggal yakni Perubahan Pengurus Perseroan.
Pemegang saham tidak membuat perubahan lain, sehingga susunan Dewan Komisaris WIKA Beton menjadi :
- Komisaris Utama: Ade Wahyu
- Komisaris: R. Permadi Mulajaya
- Komisaris: Harno Trimadi
- Komisaris Independen: Priyo Suprobo
- Komisaris Independen: Indrieffouny Indra
Direksi WIKA Beton tetap dijabat oleh pengurus yang sama tanpa perubahan nomenklatur:
- Direktur Utama: Hadian Pramudita
- Direktur Keuangan, Human Capital dan Manajemen Risiko: Imam Sudiyono
- Direktur Pemasaran dan Pengembangan: Kuntjara
- Direktur Teknik dan Produksi: Sidiq Purnomo
- Direktur Operasi dan Supply Chain Management: Taufik Dwi Wibowo.
Sampai September 2021, WIKA Beton berhasil meraup kontrak baru Rp 3,56 triliun. Beberapa proyek besar yang menyumbang perolehan kontrak baru WIKA Beton didominasi oleh proyek di bidang infrastruktur sebesar 73,61%, proyek properti 14,37%, proyek energi 10,50%, lalu lainnya dari sektor industri dan pertambangan masing-masing 1,37% dan 0,15%.
Proyek-proyek tersebut di antaranya Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Kawasan Industri Terpadu Batang, Tanggul Pengaman Pantai NCICD, Tol Serpong-Balaraja, Pengaman Muara Sungai Bogowonto, RDMP Balikpapan, Jalan Tol Cisumdawu, Tol Cinere-Jagorawi, Tol A.P. Pettarani, Junction Dawuan, dan sejumlah proyek lainnya.