Pemerintah Agar Hati-Hati Gabungkan Bank Mandiri dan BNI

Aria W. Yudhistira
6 Februari 2015, 11:55
Katadata
KATADATA
Ekonom Purbaya Yudhi Sadewa meminta pemerintah berhati-hati untuk menggabungkan Bank Mandiri dan BNI.

KATADATA ? Pemerintah agar berhati-hati jika ingin menggabungkan antara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Penggabungan dua bank badan usaha milik negara (BUMN) tersebut bisa memunculkan persaingan tidak sehat di industri perbankan nasional.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, penggabungan dua bank tersebut memang dapat memperkuat permodalan dan aset. Namun karena sektor yang digarap oleh kedua BUMN tersebut sama, yakni menyasar segmen korporasi, dikhawatirkan bisa memunculkan tuduhan monopoli.

Pemerintah pun mesti menggandeng Otoritas Jasa Keuanga (OJK) guna mengawasi proses merger tersebut. ?Kalau pengawasan OJK tidak ketat dikhawatirkan ada monopoli,? kata Purbaya ketika dihubungi Katadata.

Meski begitu, merger antara Bank Mandiri dan BNI tersebut akan memperkuat modal dan aset perbankan nasional, terutama dalam menghadapi perbankan asing seiring Masyarakat Ekonomi ASEAN.

(Baca: BNI Menilai Merger Bakal Menuai Banyak Persoalan)

Kekhawatiran terjadinya monopoli jika terjadi penggabungan dua bank BUMN ini juga disampaikan Direktur Keuangan BNI Yap Tjay Soen kemarin. Secara politis, menurut dia, rencana merger juga bisa berpotensi menimbulkan kegaduhan. Sebab, dengan adanya merger maka akan tercipta monopoli di industri perbankan.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...