Pertamina Bangun Tiga Kilang Tahun ini
KATADATA ? PT Pertamina (Persero) menargetkan dapat membangun tiga kilang baru tahun ini dengan kapasitas masing-masing 300.000 barel per hari. Dua kilang akan dibangun di Indonesia bagian barat dan satu lagi di Indonesia timur.
Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan pembangunan kilang minyak baru ini dilakukan dengan skema kerja sama pemerintah dengan swasta (KPS). Tidak menutup kemungkinan, Pertamina akan kembali menggandeng mitra lama yang sempat akan merealisasikan hal ini, seperti Saudi Aramco.
"Tempatnya (lokasi) sudah jelas ditentukan, tapi tidak bisa kami sampaikan. Nanti ada yang spekulasi terhadap pembebasan lahan," ujar dia di Kantor Pertamina, Jakarta, Senin (18/5).
Meski demikian, dia menyebut proyek kilang di daerah timur, akan dibangun di Bontang, Kalimantan Timur. Alasannya, lahan yang ada di Bontang sudah tersertifikasi untuk pembangunan kilang. Selain itu, kapasitas kilang lama di daerah tersebut, banyak yang sudah tidak bisa digunakan. Dari delapan train yang ada, hanya empat yang bisa terpakai.
Dengan menggunakan lahan di kilang Bontang, pembangunan kilang baru akan lebih cepat dan efisien. Tidak perlu lagi melakukan pembebasan lahan dan membangun infrastruktur penunjang. Pembangunan kilang bisa memakan waktu hingga tujuh tahun. Namun, jika lahan dan infrastruktur penunjangnya sudah siap, pembangunan kilang bisa dipercepat menjadi empat tahun.
Selain membangun kilang baru, Pertamina melalui program Refining Development Master Plan (RDMP), juga merevitalisasi empat kilang yang sudah ada. Keempat kilang tersebut berada di Balongan, Cilacap, Balikpapan, dan Dumai.
Pertamina juga akan mengakuisisi kilang di luar negeri, yakni di Asia Tenggara. Rachmad belum bisa menjelaskan secara detil mengenai kilang yang akan diakuisisi. Saat ini akuisisi kilang masih dalam proses tender dan akan diumumkan dua hari ke depan.
Kilang yang akan diakuisisi ini memiliki kapasitas 220.000 barel per hari. Rencananya Pertamina akan memegang 51 persen kepemilikan kilang yang akan diakuisisi. Minyak mentah yang akan diolah di kilang tersebut akan diambil dari dalam negeri. Hasil produksinya pun untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, sesuai dengan hak Pertamina di kilang tersebut.
Dengan strategi tersebut diharapkan dapat menutup kebutuhan bahan bakar dalam negeri. Saat ini kapasitas kilang dalam negeri mencapai 1 juta barel per hari, tapi yang bisa dioperasikan hanya 850.000 barel per hari. Sementara konsumsi minyak di dalam negeri mencapai 1,6 juta barel per hari. Nantinya, jika semua strategi pembangunan, revitalisasi dan akuisisi kilang bisa berjalan, kapasitas kilang Pertamina bisa meningkat menjadi 2,3 juta barel per hari.
Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N Wiratmaja mengatakan pemerintah memang menugaskan Pertamina untuk membangun kilang. Targetnya hingga 2025 Pertamina bisa membangun empat kilang dan merevitalisasi empat kilang lainnya.
Salah satu penugasan tersebut adalah pembangunan kilang di Bontang yang berkapasitas 300.000 barel per hari, dengan investasi sebesar Rp 90 triliun. Untuk merealisasikannya, Pertamina diberi kebebasan dalam mencari mitra dan teknologi yang akan dipakai.
Mengenai pasokan minyak mentah untuk bahan baku kilang tersebut, kata Wiratmaja, Iran dan Irak telah menyatakan kesanggupannya. ?Iran kalau dari sisi suplai, dia banyak sekali punya (minyak). Harganya juga relatif bagus, murah,? ujar Wiratmaja.